Sunday, March 28, 2010

HYPERVENTILASI - NASAL KANUL - WHEEZING - OKSIGENISASI

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt yang yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah KDDK yang mengambil tema “ Masalah Pernapasan “

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang ikut membantu terselesainya makalah ini terutama pada :
1.Hj.Kunsianah,S.Pd.,M.Kes selaku kepala STIKes Kendal
2.Dona Yanuar AS,S.Kep.,Ns selaku dosen mata pelajaran IKD
3.Semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini

Penulis menyadari makalah ini masih kurang sempurna,dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk meraih hasil yang memuaskan.
Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam proses belajar, khususnya bagi mahasiswa keperawatan dan dunia keperawatan.

Kendal, Maret 2010





Penulis



a. latar belakang


b. tujuan
tujuan UMUM
Di harapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
Dapat menambah pengetahuan bagi para pebaca.
Di harapkan dengan adanya kasus 1 mahasiswa mampu mengguasai materi tentang temperature,pulserate.respiratori.blood pleasure

SECARA KHUSUS
Dapat menambah wawasan dalam kesehatan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami ilmu kesehatan



- HYPERVENTILASI
- NASAL KANUL
- WHEEZING
- OKSIGENISASI


PERTANYAAN

HYPERVENTILASI:
APA ITU HYPERVENTILASI?
PENYEBAB HYPERVENTILASI?
CARA MENYEMBUHKAN PENYAKIT HYPERVENTILASI?
APA PERTOLONGAN PERTAMA UNTUK GEJALA HYPERVENTILASI?
TANDA-TANDA PENYEBAB HYPERVENTILASI?
OBAT UNTUK PENYAKIT HYPERVENTILASI?
CIRI-CIRI HYPERVENTILASI?
PENYAKIT APA SAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HYPERVENTILASI?
PENGARUH HYPERVENTINLASI BAGI TUBUH?

NASAL KANUL
APA ITU NASAL KANUL?
KEGUNAAN NASAL KANUL?
MACAM-MACAM NASAL KANUL?
BAGAIMANA CARA MEMASANG NASAL KANUL?
EFEK DARI NASAL KANUL?
SISI POSITIF DARI NASAL KANUL?
SISI NEGATIF NASAL KANUL?
PENYAKIT APA SAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN NASAL KANUL?


WHEEZING
APA ITU WHEEZING?
APA SAJA PENYEBAB WHEEZING?
TANDA-TANDA WHEEZING?
APAKAH WHEEZING BERPENGARUH DENGAN KEHIDUPAN?
CARA MENYEMBUHKAN WHWEEZING?
PENYAKIT APA SAJAKAH YANG BERHUBUNGAN DENAGN WHEEZING?
PENYEBAB UTAMA PENYAKIT WHEEZING?
APAKA\H BULU KUCING BISA MENYEBABKAN WHEEZING?
CARA CEPAT MENYEMBUHKAN WHEEZING?
APAKH WHEEZING BERPENGARUH DENGAN FISIK?
MACAM PENYAKIT WHEEZING?
OBAT APA YANG DAPAT MENYEMBUHKAN PENYAKIT WHEEZING?

OKSIGENISASI
APA ISTILAH DARI OKSIGENISASI?
APA ITU OKSIGENISASI?
MACAM-MACAM OKSIGENISASI?
APA YANG TERKANDUNG DALAM OKSIGENISASI?
APA PENYEBAB SEOARANG YANG KEKURANGAN OKSIGENISASI?
APA SAJA MACAM OKSIGENISASI?
TERDIRI APA SAJA OKSIGENISASI?
FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI OKSIGENISASI?
STRUKTUR DALAM OKSIGENISASI?
FAKTOR APA SAJA KEBUTUHAN OKSIGENISASI?
SISTEM DALAM OKSIGENISASI?



KONSEP

HYPERVENTILASI
Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik.
PENYEBAB DAN MEKANISME
Biasanya disebabkan oleh tekanan psikis / stres psikis misalnya histeria, takut yang berlebihan, sedih yang berlebihan atau marah.
Napas yang berlebihan menyebabkan perubahan kimiawi darah yaitu meningkatkan level pH menjadi alkalis . Jika cemas berkurang dan napas kembali normal, maka hiperventilasi akan mereda.
CARA MENGENALI
Tanda pasti
Terlihat bernapas cepat dengan tarikan napas yang dalam
Mungkin ada
Kecemasan
Sakit kepala
Prilaku mencari perhatian (misal berteriak-teriak)
Kram pada tangan dan kaki
Tangan terasa kaku, kesemutan, bergetar
Jari-jari tangan menguncup dan lentik, biasanya tidak bisa digerakkan.
Tujuan penanganan
Mengurangi tekanan psikis yang di alami penderita
Mengembalikan pH darah menjadi normal
Langkah Penanganan
bernapas dengan kantong kertas
Tenangkan korban dengan berbicara dengan lembut
Dengarkan jika penderita menceritakan masalahnya
Ajak penderita ke tempat yang lebih sepi, temani maksimal 2 orang saja
Jika timbul kram atau jari-jari yang menguncup, maka usahakan penderita bernapas dengan kantong kertas (untuk meningkatkan kadar CO2 sehingga pH darah menjadi normal)
Sarankan untuk menemui dokter

Berusaha ingin tahu masalah yang di hadapi penderita
Jangan dikerubungi


NASAL KANUL

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
- Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.

Kanul Nasal
Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing :
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
- Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
- Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat.
2. Sistem Aliran Tinggi
Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.
Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

Bahaya Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.


WHEEZING

Wheezing adalah suara yang timbul pada saat seseorang bernafas, yang disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran nafasnya. Wheezing ini dapat menjadi tanda yang dapat berkembang menjadi asma. Sesak napas (dyspnea) merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman. Setiap penyakit yang membatasi pertukaran O₂ dan CO₂ antar jaringan dan lingkungan (udara) akan menyebabkan usaha napas yang lebih banyak dalam upaya mempertahankan keseimbangan (homeostasis). Beberapa penyebab umum sesak napas karena: (1)penyakit paru, menyebabkan gangguan ventilasi dan/atau perfusi paru; (2)penyakit dinding dada atau neurologis, menyebabkan berkurangnya kemampuan paru untuk melakukan ventilasi adekuat; (3)penyakit jantung, kegagalan cardiac output untuk mempertahankan perfusi otot saat beraktivitas yang menyebabkan pernapasan anaerob saat kerja ringan sehingga terjadi asidosis metabolic dan sesak napas; (4)penyakit darah, anemia mengurangi kapasitas darah untuk mengangkut oksigen; (5)kelainan metabolic, hipertiroidisme atau keracunan salisilat dapat menyebabkan pemakaian O₂ dalam jaringan yang tidak sesuai dengan peningkatan kebutuhan, O₂ asidosis pada gagal ginjal mungkin akan meningkatkan usaha bernapas tanpa terjadi perubahan pertukaran udara, vebtilasi menjadi berlebihan untuk mencukupi kebutuhan O₂; (6)faktor emosional, perasaan tidak nyaman, misal pada pasien penyakit paru kronis yang mengalami depresi akan mengalami sesak napas akibat ambang sesak napasnya yang rendah. (Stark, 1990: 3)
Mengenai sifat sesak pada asma, bisa mendadak dan semakin memberat dalam waktu beberapa menit, atau secara bertahap dan semakin memberat secara progresif dalam beberapa jam atau hari. Pasien asma umumnya terbangun diantara jam 03.00-05.00 (Rumende, 2007:40). Tapi tidak menutup kemungkinan sesak pada asma tersebut bisa terjadi pada penyakit lainnya. Sesak saat udara dingin pada malam hari terjadi karena udara yang lembab dan kandungan O₂ yang rendah mengganggu keseimbangan (homeostasis) tubuh dalam respirasi, sehingga penderita terbangun yang disertai wheezing atau bisa terjadi pada saat tidur karena aspirasi refluks oesofagus.
Mengenai mengi (wheezing) merupakan suara kontinyu yang dihasilkan jika dinding napas mengalami obstruksi sebagian (analog dengan musik tiup). Terdapat mengi monofonik dan mengi polifonik. Mengi monofonik (analog dengan suara dari satu alat musik) menunjukkan bahwa saluran napas obstruksi tak bervariasi ukuran (caliber)nya berarti suatu penyempitan lokal (misal pada paru atau stenosis bronkus atau trakea). Suara ini terbaik atau hanya terdengar pada tempat penyempitan saja. Mengi polifonik (lebih umum), analog dengan beberapa nada yang dimainkan secara berbarengan, dimana mengi hampir selalu terdengar pada kedua sisi (bilateral). Hal ini menunjukkan suatu penyempitan saluran napas yang umum, terutama terjadi pada bronchitis obstruktif, emfisema atau asma. (Stark, 1990:32)
Pada mengi terdapat dua jenis mengi mengenai timbulnya suara mengi berdasarkan letak obstruksinya yaitu: (1)wheezing pada obstruksi saluran napas intrathorakal, dan (2)wheezing pada penyempitan ekstrathorakal.
Mengi yang terjadi akibat obstruksi saluran napas intrathorakal terutama pada ekspirasi karena saluran napas, sesuai dengan perubahan intrathorakal , cenderung melebar pada inspirasi dan menyempit pada ekspirasi (Stark, 1990). Peningkatan resistensi intrathorakal biasanya terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan bronkus karena tekanan dari luar, kontraksi otot bronkus, penebalan lapisan mukus, atau sumbatan lumen oleh mucus, hal ini benyak terjadi pada asma atau bronchitis kronis (Lang, 2007:76).
Obstruksi intrathorakal terutama mengganggu proses ekspirasi karena saat inspirasi tekanan intrathorakal menurun sehingga melebarkan jalan pernapasan. Perbandingan waktu ekspirasi dan inspirasi akan meningkat. Ekspirasi yang terhambat akan melebarkan duktulus alveolus (emfisema sentrilobular) menurunkan elastisitas paru (peningkatan komplians), dan bagian tengah pernapasan akan terdorong kearah inspirasi (barrel chest). Hal ini meningkatkan kapasitas residu fungsional dan dibutuhkan tekanan intrathorakal untuk melakukan ekspirasi karena komplians dan resistensi meningkat. Akibatnya, terjadi penekanan bronkiolus sehingga tekanan jalan napas semakin meningkat. Obstruksi akan menurunkan kapasitas pernapasan maksimal (V max) dan FEV1 (Lang, 2007:76). Kejadian ini penting dimengerti pada penderita (misal) asma karena pasien dengan penyakit asma ketika asma kambuh, pasien akan gugup karena merasa sesak napas dan makin berusaha inspirasi sebanyak-banyaknya, oleh karena itu bagi dokter atau perawat harus bisa menenangkan terlebih dahulu kejiwaan pasien, karena ketika gugup dan inspirasi kuat makin memperburuk kondisi mereka.
Jika mengi yang terdengar pada saat inspirasi menunjukkan adanya penyempitan saluran napas ekstrathorakal, misal pada trakea bagian atas atau laring (Stark, 1990:32). Peningkatan resistensi ekstrathorakal, misalnya pada kelumpuhan pita suara, edema glotis, dan penekanan trakea dari luar (tumor/struma). Pada trakeomalasia, dinding trakea melunak dan mengalami kolaps saat inspirasi. (Lang, 2007:76)
Akibat penyakit paru obstruktif adalah ventilasi menurun. Jika terjadi penyumbatan ekstrathorakal, yang terutama dipengaruhi adalah proses inspirasi (stridor inspirasi) karena pada saat ekspirasi tekanan dilumen prastenosis meningkat sehingga melebarkan bagian yang menyempit. (Lang, 2007:76)
Tapi jika pada keadaan berat dapat terdengar baik pada inspirasi dan ekspirasi. Wheezing digambarkan sebagai bunyi yang mendesir akibat adanya secret pada saluran napas atas. Wheezing yang timbul pada saat melakukan aktivitas merupakan gejala yang sering didapatkan pada pasien asma dan PPOK. Pada asma, wheezing menyebabkan pasien terbangun dari tidur pada malam hari sedangkan wheezing yang timbul pada pagi hari didapatkan pada PPOK (Rumende, 2007:40).
Keterangan:
Emfisema Sentrilobular: ditandai dengan pelebaran yang dominan dari duktus alveolaris dan bronkiolus respiratorik terutama disebabkan penyakit paru obstruktif (Lang, 2007: 78)
Komplians (C=daya kembang) adalah ukuran sifat elastic (distensibilitas) yang dimiliki paru dan thoraks. Didefinisikan sebagai perubahan volume perunit perubahan tekanan dalam keadaan statis. (Lorraine M.Wilson, 2006 : 763)
FEV1 (Forced expired Volume dalam detik), normal udara ekspirasi yang dikeluarkan ≥80%, apabila <80% menandakan abnormal
Patogenesis asma terjadi melalui Jalur Imunologis yang didominasi oleh IgE dan Jalur Saraf Autonom. Pada Jalur Imunologis IgE, masuknya allergen ke tubuh akan diolah APC (Antigen Precenting Cell) yang selanjutnya hasil olahan allergen tersebut dikomunikasikan ke sel Th. Sel Th memberi intruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel plasma membentuk IgE, serta sel radang lain (mastosit, makrofag, sel epitel, eosinofil, neutrofil, trombosit, limfosit) untuk mengeluarkan mediator inflamasi (histamin, prostaglandin, leukotrin, platelet activating factor, bradikinin, tromboksin) yang akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vascular, edema saluran napas, infiltrasi sel radang, sekresi mucus dan fibrosis subepitel sehingga menimbulkan hiperreaktivitas saluran napas. Jalur Saraf Autonom merangsang sistem saraf autonom yang menyebabkan peningkatan respon saraf parasimpatis sehingga terjadi bronkokontriksi. (H. Sundaru dan Sukamto, 2007)
Asmasolon (Generik Teofilin): mengandung kombinasi dua bronkodilator yaitu theophyllin dan ephedrin. Theophyllin merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek merangsang SSP dan melemaskan otot polos terutama mengurangi spasme broncus. Ephedrin bekerja merangsang kedua reseptor alpha dan beta adrenergik yang meningkatkan aktivitas adenyl cyclase dan merangsang produksi cAMP.



- OKSIGENISASI
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
2. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
1). Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot abdominal.
2). Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
3). Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.3. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di atas disebut “atrium” dan bagian bawah disebut “ventrikel”.  Pada masing-masing belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar), miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).

Gambar 1. Struktur jantung dan perjalanan aliran darah melalui kamar
jantung, sesuai petunjuk anak panah
b. Fisiologi jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut “sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.
Gangguan aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole). Kontraksi kedua atrium terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.
Daya pompa jantung pada organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70 kali/menit dan memompa 70 ml setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah yang dipompa setiap menit sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat mencapai 150 kali/menit, sehingga daya pompa jantung adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C. Pearce, 2002).

Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui system kardiovaskuler
4. HEMATOLOGI
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
dan lain-lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
2. Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
3. Faktor Prilaku
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

6. PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Konduksi
Gangguan konduksi (hantaran) seperti distritmia (takikardia/bradikardia)
2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung)
Menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia
Jaringan.
3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.

7. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan
dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi / sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Kertidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolik
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup, biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.

3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya
penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti keracunan sianida
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti syok
f. Kerusakan / gangguan ventilasi










PENUTUP


Dengan dibuatnya makalah ini di harap kan mahasiswa mampu mengerti dan memahami isi dari makalah ini terutama pada kata-kata sulit yang ada antara lain woond care,personal hygiene,oral hygiene.hygiene care. Semoga adanya makalah ini bisa membantu proses b elajar mengajar.





















BAB 2

MATERI


HYPERVENTILASI
NASAL KANUL
WHEEZING
OKSIGENISASI

SASARAN BELAJAR
-SECARA UMUM
Di harapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
Dapat menambah pengetahuan bagi para pebaca.
Di harapkan dengan adanya kasus 1 mahasiswa mampu mengguasai materi tentang temperature,pulserate.respiratori.blood pleasure

SECARA KHUSUS
Dapat menambah wawasan dalam kesehatan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami ilmu kesehatan

























BAB 3

PENUTUP
Terimakasih semoga pembuatan tugas ini bisa dipelajari




A. simpulan
B. saran








Comments :

0 comments to “HYPERVENTILASI - NASAL KANUL - WHEEZING - OKSIGENISASI”

Post a Comment

site info

 

Copyright © 2009 by ilmu kesehatan