Sunday, March 28, 2010

HYPERVENTILASI - NASAL KANUL - WHEEZING - OKSIGENISASI

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat allah swt yang yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, inayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah ini dengan baik tanpa suatu halangan apapun. Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah KDDK yang mengambil tema “ Masalah Pernapasan “

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang ikut membantu terselesainya makalah ini terutama pada :
1.Hj.Kunsianah,S.Pd.,M.Kes selaku kepala STIKes Kendal
2.Dona Yanuar AS,S.Kep.,Ns selaku dosen mata pelajaran IKD
3.Semua pihak yang membantu dalam penyusunan makalah ini

Penulis menyadari makalah ini masih kurang sempurna,dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun untuk meraih hasil yang memuaskan.
Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam proses belajar, khususnya bagi mahasiswa keperawatan dan dunia keperawatan.

Kendal, Maret 2010





Penulis



a. latar belakang


b. tujuan
tujuan UMUM
Di harapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
Dapat menambah pengetahuan bagi para pebaca.
Di harapkan dengan adanya kasus 1 mahasiswa mampu mengguasai materi tentang temperature,pulserate.respiratori.blood pleasure

SECARA KHUSUS
Dapat menambah wawasan dalam kesehatan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami ilmu kesehatan



- HYPERVENTILASI
- NASAL KANUL
- WHEEZING
- OKSIGENISASI


PERTANYAAN

HYPERVENTILASI:
APA ITU HYPERVENTILASI?
PENYEBAB HYPERVENTILASI?
CARA MENYEMBUHKAN PENYAKIT HYPERVENTILASI?
APA PERTOLONGAN PERTAMA UNTUK GEJALA HYPERVENTILASI?
TANDA-TANDA PENYEBAB HYPERVENTILASI?
OBAT UNTUK PENYAKIT HYPERVENTILASI?
CIRI-CIRI HYPERVENTILASI?
PENYAKIT APA SAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN HYPERVENTILASI?
PENGARUH HYPERVENTINLASI BAGI TUBUH?

NASAL KANUL
APA ITU NASAL KANUL?
KEGUNAAN NASAL KANUL?
MACAM-MACAM NASAL KANUL?
BAGAIMANA CARA MEMASANG NASAL KANUL?
EFEK DARI NASAL KANUL?
SISI POSITIF DARI NASAL KANUL?
SISI NEGATIF NASAL KANUL?
PENYAKIT APA SAJA YANG BERHUBUNGAN DENGAN NASAL KANUL?


WHEEZING
APA ITU WHEEZING?
APA SAJA PENYEBAB WHEEZING?
TANDA-TANDA WHEEZING?
APAKAH WHEEZING BERPENGARUH DENGAN KEHIDUPAN?
CARA MENYEMBUHKAN WHWEEZING?
PENYAKIT APA SAJAKAH YANG BERHUBUNGAN DENAGN WHEEZING?
PENYEBAB UTAMA PENYAKIT WHEEZING?
APAKA\H BULU KUCING BISA MENYEBABKAN WHEEZING?
CARA CEPAT MENYEMBUHKAN WHEEZING?
APAKH WHEEZING BERPENGARUH DENGAN FISIK?
MACAM PENYAKIT WHEEZING?
OBAT APA YANG DAPAT MENYEMBUHKAN PENYAKIT WHEEZING?

OKSIGENISASI
APA ISTILAH DARI OKSIGENISASI?
APA ITU OKSIGENISASI?
MACAM-MACAM OKSIGENISASI?
APA YANG TERKANDUNG DALAM OKSIGENISASI?
APA PENYEBAB SEOARANG YANG KEKURANGAN OKSIGENISASI?
APA SAJA MACAM OKSIGENISASI?
TERDIRI APA SAJA OKSIGENISASI?
FAKTOR APA SAJA YANG MEMPENGARUHI OKSIGENISASI?
STRUKTUR DALAM OKSIGENISASI?
FAKTOR APA SAJA KEBUTUHAN OKSIGENISASI?
SISTEM DALAM OKSIGENISASI?



KONSEP

HYPERVENTILASI
Hiperventilasi (hyperventilation) adalah keadaan napas yang berlebihan akibat kecemasan yang mungkin disertai dengan histeria atu serangan panik.
PENYEBAB DAN MEKANISME
Biasanya disebabkan oleh tekanan psikis / stres psikis misalnya histeria, takut yang berlebihan, sedih yang berlebihan atau marah.
Napas yang berlebihan menyebabkan perubahan kimiawi darah yaitu meningkatkan level pH menjadi alkalis . Jika cemas berkurang dan napas kembali normal, maka hiperventilasi akan mereda.
CARA MENGENALI
Tanda pasti
Terlihat bernapas cepat dengan tarikan napas yang dalam
Mungkin ada
Kecemasan
Sakit kepala
Prilaku mencari perhatian (misal berteriak-teriak)
Kram pada tangan dan kaki
Tangan terasa kaku, kesemutan, bergetar
Jari-jari tangan menguncup dan lentik, biasanya tidak bisa digerakkan.
Tujuan penanganan
Mengurangi tekanan psikis yang di alami penderita
Mengembalikan pH darah menjadi normal
Langkah Penanganan
bernapas dengan kantong kertas
Tenangkan korban dengan berbicara dengan lembut
Dengarkan jika penderita menceritakan masalahnya
Ajak penderita ke tempat yang lebih sepi, temani maksimal 2 orang saja
Jika timbul kram atau jari-jari yang menguncup, maka usahakan penderita bernapas dengan kantong kertas (untuk meningkatkan kadar CO2 sehingga pH darah menjadi normal)
Sarankan untuk menemui dokter

Berusaha ingin tahu masalah yang di hadapi penderita
Jangan dikerubungi


NASAL KANUL

Merupakan suatu alat sederhana yang dapat memberikan oksigen kontinyu dengan 6 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen sama dengan kateter nasal.
- Keuntungan
Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernafasan teratur, pemasangannya mudah dibandingkan kateter nasal, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditolerir klien dan terasa nyaman.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%, suplai oksigen berkurang bila klien bernafas melalui mulut, mudah lepas karena kedalaman kanul hanya 1 cm, dapat mengiritasi selaput lendir.

Kanul Nasal
Merupakan alat pemberian oksigen kontinu atau selang seling 5 – 8 liter/mnt dengan konsentrasi oksigen 40 – 60%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi dari kateter atau kanula nasal, sistem humidifikasi dapat ditingkatkan melalui pemilihan sungkup berlobang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol.
- Kerugian
Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen kurang dari 40%, dapat menyebabkan penumpukan CO2 jika aliran rendah.

d. Sungkup Muka dengan Kantong Rebreathing :
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi tinggi yaitu 60 – 80% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari sungkup muka sederhana, tidak mengeringkan selaput lendir
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.
e. Sungkup Muka dengan Kantong Non Rebreathing
Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8 – 12 liter/mnt dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi
- Keuntungan :
Konsentrasi oksigen yang diperoleh dapat mencapi 100%, tidak mengeringkan selaput lendir.
- Kerugian
Kantong oksigen bisa terlipat.
2. Sistem Aliran Tinggi
Teknik pemberian oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak dipengaruhi oleh tipe pernafasan, sehingga dengan tehnik ini dapat menambahkan konsentrasi oksigen yang lebih tepat dan teratur.
Contoh tehnik sistem aliran tinggi adalah sungkup muka dengan ventury.
Prinsip pemberian O2 dengan alat ini yaitu gas yang dialirkan dari tabung akan menuju ke sungkup yang kemudian akan dihimpit untuk mengatur suplai ooksigen sehingga tercipta tekanan negatif, akibatnya udara luar dapat diisap dan aliran udara yang dihasilkan lebih banyak. Aliran udara pada alat ini sekitas 4 – 14 liter/mnt dengan konsentrasi 30 – 55%.
- Keuntungan
Konsentrasi oksigen yang diberikan konstan sesuai dengan petunjuk pada alat dan tidak dipengaruhi perubahan pola nafas terhadap FiO2, suhu dan kelembaban gas dapat dikontrol serta tidak terjadi penumpukan CO2
- Kerugian
Tidak dapat memberikan oksigen konsentrasi rendah, jika aliran lebih rendah dapat menyebabkan penumpukan CO2, kantong oksigen bisa terlipat.

Bahaya Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen bukan hanya memberikan efek terapi tetapi juga dapat menimbulkan efek merugikan, antara lain :
1. Kebakaran
Oksigen bukan zat pembakar tetapi dapat memudahkan terjadinya kebakaran, oleh karena itu klein dengan terapi pemberian oksigen harus menghindari : Merokok, membuka alat listrik dalam area sumber oksigen, menghindari penggunaan listrik tanpa “Ground”.
2. Depresi Ventilasi
Pemberian oksigen yang tidak dimonitor dengan konsentrasi dan aliran yang tepat pada klien dengan retensi CO2 dapat menekan ventilasi
3. Keracunan Oksigen
Dapat terjadi bila terapi oksigen yang diberikan dengan konsentrasi tinggi dalam waktu relatif lama. Keadaan ini dapat merusak struktur jaringan paru seperti atelektasis dan kerusakan surfaktan. Akibatnya proses difusi di paru akan terganggu.


WHEEZING

Wheezing adalah suara yang timbul pada saat seseorang bernafas, yang disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran nafasnya. Wheezing ini dapat menjadi tanda yang dapat berkembang menjadi asma. Sesak napas (dyspnea) merupakan suatu perasaan yang tidak nyaman. Setiap penyakit yang membatasi pertukaran O₂ dan CO₂ antar jaringan dan lingkungan (udara) akan menyebabkan usaha napas yang lebih banyak dalam upaya mempertahankan keseimbangan (homeostasis). Beberapa penyebab umum sesak napas karena: (1)penyakit paru, menyebabkan gangguan ventilasi dan/atau perfusi paru; (2)penyakit dinding dada atau neurologis, menyebabkan berkurangnya kemampuan paru untuk melakukan ventilasi adekuat; (3)penyakit jantung, kegagalan cardiac output untuk mempertahankan perfusi otot saat beraktivitas yang menyebabkan pernapasan anaerob saat kerja ringan sehingga terjadi asidosis metabolic dan sesak napas; (4)penyakit darah, anemia mengurangi kapasitas darah untuk mengangkut oksigen; (5)kelainan metabolic, hipertiroidisme atau keracunan salisilat dapat menyebabkan pemakaian O₂ dalam jaringan yang tidak sesuai dengan peningkatan kebutuhan, O₂ asidosis pada gagal ginjal mungkin akan meningkatkan usaha bernapas tanpa terjadi perubahan pertukaran udara, vebtilasi menjadi berlebihan untuk mencukupi kebutuhan O₂; (6)faktor emosional, perasaan tidak nyaman, misal pada pasien penyakit paru kronis yang mengalami depresi akan mengalami sesak napas akibat ambang sesak napasnya yang rendah. (Stark, 1990: 3)
Mengenai sifat sesak pada asma, bisa mendadak dan semakin memberat dalam waktu beberapa menit, atau secara bertahap dan semakin memberat secara progresif dalam beberapa jam atau hari. Pasien asma umumnya terbangun diantara jam 03.00-05.00 (Rumende, 2007:40). Tapi tidak menutup kemungkinan sesak pada asma tersebut bisa terjadi pada penyakit lainnya. Sesak saat udara dingin pada malam hari terjadi karena udara yang lembab dan kandungan O₂ yang rendah mengganggu keseimbangan (homeostasis) tubuh dalam respirasi, sehingga penderita terbangun yang disertai wheezing atau bisa terjadi pada saat tidur karena aspirasi refluks oesofagus.
Mengenai mengi (wheezing) merupakan suara kontinyu yang dihasilkan jika dinding napas mengalami obstruksi sebagian (analog dengan musik tiup). Terdapat mengi monofonik dan mengi polifonik. Mengi monofonik (analog dengan suara dari satu alat musik) menunjukkan bahwa saluran napas obstruksi tak bervariasi ukuran (caliber)nya berarti suatu penyempitan lokal (misal pada paru atau stenosis bronkus atau trakea). Suara ini terbaik atau hanya terdengar pada tempat penyempitan saja. Mengi polifonik (lebih umum), analog dengan beberapa nada yang dimainkan secara berbarengan, dimana mengi hampir selalu terdengar pada kedua sisi (bilateral). Hal ini menunjukkan suatu penyempitan saluran napas yang umum, terutama terjadi pada bronchitis obstruktif, emfisema atau asma. (Stark, 1990:32)
Pada mengi terdapat dua jenis mengi mengenai timbulnya suara mengi berdasarkan letak obstruksinya yaitu: (1)wheezing pada obstruksi saluran napas intrathorakal, dan (2)wheezing pada penyempitan ekstrathorakal.
Mengi yang terjadi akibat obstruksi saluran napas intrathorakal terutama pada ekspirasi karena saluran napas, sesuai dengan perubahan intrathorakal , cenderung melebar pada inspirasi dan menyempit pada ekspirasi (Stark, 1990). Peningkatan resistensi intrathorakal biasanya terjadi akibat penyempitan atau penyumbatan bronkus karena tekanan dari luar, kontraksi otot bronkus, penebalan lapisan mukus, atau sumbatan lumen oleh mucus, hal ini benyak terjadi pada asma atau bronchitis kronis (Lang, 2007:76).
Obstruksi intrathorakal terutama mengganggu proses ekspirasi karena saat inspirasi tekanan intrathorakal menurun sehingga melebarkan jalan pernapasan. Perbandingan waktu ekspirasi dan inspirasi akan meningkat. Ekspirasi yang terhambat akan melebarkan duktulus alveolus (emfisema sentrilobular) menurunkan elastisitas paru (peningkatan komplians), dan bagian tengah pernapasan akan terdorong kearah inspirasi (barrel chest). Hal ini meningkatkan kapasitas residu fungsional dan dibutuhkan tekanan intrathorakal untuk melakukan ekspirasi karena komplians dan resistensi meningkat. Akibatnya, terjadi penekanan bronkiolus sehingga tekanan jalan napas semakin meningkat. Obstruksi akan menurunkan kapasitas pernapasan maksimal (V max) dan FEV1 (Lang, 2007:76). Kejadian ini penting dimengerti pada penderita (misal) asma karena pasien dengan penyakit asma ketika asma kambuh, pasien akan gugup karena merasa sesak napas dan makin berusaha inspirasi sebanyak-banyaknya, oleh karena itu bagi dokter atau perawat harus bisa menenangkan terlebih dahulu kejiwaan pasien, karena ketika gugup dan inspirasi kuat makin memperburuk kondisi mereka.
Jika mengi yang terdengar pada saat inspirasi menunjukkan adanya penyempitan saluran napas ekstrathorakal, misal pada trakea bagian atas atau laring (Stark, 1990:32). Peningkatan resistensi ekstrathorakal, misalnya pada kelumpuhan pita suara, edema glotis, dan penekanan trakea dari luar (tumor/struma). Pada trakeomalasia, dinding trakea melunak dan mengalami kolaps saat inspirasi. (Lang, 2007:76)
Akibat penyakit paru obstruktif adalah ventilasi menurun. Jika terjadi penyumbatan ekstrathorakal, yang terutama dipengaruhi adalah proses inspirasi (stridor inspirasi) karena pada saat ekspirasi tekanan dilumen prastenosis meningkat sehingga melebarkan bagian yang menyempit. (Lang, 2007:76)
Tapi jika pada keadaan berat dapat terdengar baik pada inspirasi dan ekspirasi. Wheezing digambarkan sebagai bunyi yang mendesir akibat adanya secret pada saluran napas atas. Wheezing yang timbul pada saat melakukan aktivitas merupakan gejala yang sering didapatkan pada pasien asma dan PPOK. Pada asma, wheezing menyebabkan pasien terbangun dari tidur pada malam hari sedangkan wheezing yang timbul pada pagi hari didapatkan pada PPOK (Rumende, 2007:40).
Keterangan:
Emfisema Sentrilobular: ditandai dengan pelebaran yang dominan dari duktus alveolaris dan bronkiolus respiratorik terutama disebabkan penyakit paru obstruktif (Lang, 2007: 78)
Komplians (C=daya kembang) adalah ukuran sifat elastic (distensibilitas) yang dimiliki paru dan thoraks. Didefinisikan sebagai perubahan volume perunit perubahan tekanan dalam keadaan statis. (Lorraine M.Wilson, 2006 : 763)
FEV1 (Forced expired Volume dalam detik), normal udara ekspirasi yang dikeluarkan ≥80%, apabila <80% menandakan abnormal
Patogenesis asma terjadi melalui Jalur Imunologis yang didominasi oleh IgE dan Jalur Saraf Autonom. Pada Jalur Imunologis IgE, masuknya allergen ke tubuh akan diolah APC (Antigen Precenting Cell) yang selanjutnya hasil olahan allergen tersebut dikomunikasikan ke sel Th. Sel Th memberi intruksi melalui interleukin atau sitokin agar sel plasma membentuk IgE, serta sel radang lain (mastosit, makrofag, sel epitel, eosinofil, neutrofil, trombosit, limfosit) untuk mengeluarkan mediator inflamasi (histamin, prostaglandin, leukotrin, platelet activating factor, bradikinin, tromboksin) yang akan mempengaruhi organ sasaran sehingga menyebabkan peningkatan permeabilitas dinding vascular, edema saluran napas, infiltrasi sel radang, sekresi mucus dan fibrosis subepitel sehingga menimbulkan hiperreaktivitas saluran napas. Jalur Saraf Autonom merangsang sistem saraf autonom yang menyebabkan peningkatan respon saraf parasimpatis sehingga terjadi bronkokontriksi. (H. Sundaru dan Sukamto, 2007)
Asmasolon (Generik Teofilin): mengandung kombinasi dua bronkodilator yaitu theophyllin dan ephedrin. Theophyllin merupakan turunan metilxantin yang mempunyai efek merangsang SSP dan melemaskan otot polos terutama mengurangi spasme broncus. Ephedrin bekerja merangsang kedua reseptor alpha dan beta adrenergik yang meningkatkan aktivitas adenyl cyclase dan merangsang produksi cAMP.



- OKSIGENISASI
Oksigen (O2) adalah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Oksigenasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung Oksigen (O2) kedalam tubuh serta menghembuskan Karbondioksida (CO2) sebagai hasil sisa oksidasi.
Penyampaian oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh sistem respirasi (pernafasan), kardiovaskuler dan hematology.
2. SISTEM PERNAFASAN
Sistem pernafasan terdiri dari organ pertukaran gas yaitu paru-paru dan sebuah pompa ventilasi yang terdiri atas dinding dada, otot-otot pernafasan, diagfragma, isi abdomen, dinding abdomen dan pusat pernafasan di otak. Pada keadaan istirahat frekuensi pernafasan 12-15 kali per menit. Ada 3 langkah dalam proses oksigenasi yaitu ventilasi, perfusi paru dan difusi.
1). Ventilasi
Ventilasi adalah proses keluar masuknya udara dari dan paru-paru, jumlahnya sekitar 500 ml. Ventilasi membutuhkan koordinasi otot paru dan thoraks yang elastis serta persyarafan yang utuh. Otot pernapasan inspirasi utama adalah diagfragma.Diafragma dipersyarafi oleh saraf frenik, yang keluarnya dari medulla spinalis pada vertebra servikal keempat.
Udara yang masuk dan keluar terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara intrapleura dengan tekanan atmosfer, dimana pada inspirasi tekanan intrapleural lebih negative (725 mmHg) daripada tekanan atmosfer (760 mmHG) sehingga udara masuk ke alveoli.
Kepatenan Ventilasi terganutung pada faktor :
1. Kebersihan jalan nafas, adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas akan menghalangi masuk dan keluarnya udara dari dan ke paru-paru.
2. Adekuatnya sistem saraf pusat dan pusat pernafasan
3. Adekuatnya pengembangan dan pengempisan paru-paru
4. Kemampuan otot-otot pernafasan seperti diafragma, eksternal interkosa, internal interkosa, otot abdominal.
2). Perfusi Paru
Perfusi paru adalah gerakan darah melewati sirkulasi paru untuk dioksigenasi, dimana pada sirkulasi paru adalah darah deoksigenasi yang mengalir dalam arteri pulmonaris dari ventrikel kanan jantung.Darah ini memperfusi paru bagian respirasi dan ikut serta dalam proses pertukaan oksigen dan karbondioksida  di kapiler dan alveolus. Sirkulasi paru merupakan 8-9% dari curah jantung. Sirkulasi paru bersifat fleksibel dan dapat mengakodasi variasi volume darah yang besar sehingga digunakan jika sewaktu-waktu terjadi penurunan voleme atau tekanan darah sistemik.
3). Difusi
Oksigen terus-menerus berdifusi dari udara dalam alveoli ke dalam aliran darah dan karbon dioksida (CO2) terus berdifusi dari darah ke dalam alveoli. Difusi adalah pergerakan molekul dari area dengan konsentrasi tinggi ke area konsentrasi rendah. Difusi udara respirasi terjadi antara alveolus dengan membrane kapiler. Perbedaan tekanan pada area membran respirasi akan mempengaruhi proses difusi. Misalnya pada tekanan parsial (P) O2 di alveoli sekitar 100 mmHg sedangkan tekanan parsial pada kapiler pulmonal 60 mmHg sehingga oksigen akan berdifusi masuk ke dalam darah. Berbeda halnya dengan CO2 dengan PCO2 dalam kapiler 45 mmHg sedangkan pada alveoli 40 mmHg maka CO2 akan berdifusi keluar alveoli.3. SISTEM KARDIOVASKULER
a. Struktur dan letak jantung
Jantung terbagi oleh sebuah septum (sekat) menjadi dua belah, yaitu kiri dan kanan. Setiap belahan kemudian dibagi menjadi dua ruang, pada bagian di atas disebut “atrium” dan bagian bawah disebut “ventrikel”.  Pada masing-masing belahan terdapat satu atrium dan satu ventrikel. Atrium dan ventrikel dihubungkan oleh lubang yang terdapat katup, pada bagian sebelah kanan disebut katup (valvula) trikuspidalis dan pada bagian sebelah kiri disebut katub mitral atau katub bikuspidalis. (Pearce, 1999)
Jantung terbungkus oleh membran yang disebut perikardium. Membran ini terdiri atas dua lapisan dalam dan luar. Lapisan dalam disebut perikardium viseralis (membran serus yang lekat sekali pada jantungnya) dan lapisan luar disebut perikardium parentalis (lapisan yang membungkus jantung sebagai kantong longgar). Keduanya dipisahkan oleh cairan pelumas yaitu cairan serus yang berfungsi mengurangi gesekan pada gerakan memompa dari jantung itu sendiri.
Jantung terdiri dari tiga lapisan, antara lain: epikardium (luar), miokardium (otot), endokardium (lapisan dalam/endotel).

Gambar 1. Struktur jantung dan perjalanan aliran darah melalui kamar
jantung, sesuai petunjuk anak panah
b. Fisiologi jantung
Jantung berfungsi sebagai pemompa darah dari pembuluh vena ke dalam sirkulasi pulpomal paru-paru vena, vena pulmonalis, atrium kiri, lewat katup mitral, ventrikel kiri, katup aorta, arteri, arteriola, kapiler, venula, vena, vena cava inferior, dan kembali ke atrium kanan yang disebut “sirkulasi sistematik”, sedangkan aliran darah dari atrium kanan masuk lewat katup trikuspidalis, sirkulasi paru-paru yang disebut “sirkulasi pulmonalis”.
Gangguan aliran dalam jantung mengakibatkan oksigenasi tidak adekuat, darah arteri dan vena tercampur yang mengakibatkan perfusi sel-sel berkurang. Gerakan jantung terdiri atas dua jenis, yaitu kontraksi (systole) dan relaksasi (diastole). Kontraksi kedua atrium terjadi serentak disebut systole atrial dan relaksasi atrium disebut diastole atrial, demikian pula untuk kontraksi ventrikel disebut systole ventrikel dan relaksasi ventrikel disebut diastole ventrikel. Kontraksi ventrikel lamanya 0,3 detik dan relaksasi lamanya 0,5 detik. Kontraksi kedua atrium pendek sedangkan kontraksi ventrikel lebih lama dan kuat.
Daya pompa jantung pada organ yang sedang istirahat berdebar sekitar 70 kali/menit dan memompa 70 ml setiap denyutan. Dengan demikian jumlah darah yang dipompa setiap menit sekitar 5 liter. Sewaktu banyak bergerak kecepatan denyut jantung dapat mencapai 150 kali/menit, sehingga daya pompa jantung adalah 20-25 liter/menit. (Evelya C. Pearce, 2002).

Gambar 2. Gambaran skematik aliran darah melalui system kardiovaskuler
4. HEMATOLOGI
Oksigen membutuhkan transport dari paru-paru ke jaringan dan karbondioksida dari jaringan ke paru-paru. Sekitar 97% oksigen dalam darah dibawa eritrosit yang telah berikatan dengan hemoglobin (Hb) dan 3% oksigen larut dalam plasma. Setiap sel darah merah mengandung 280 juta molekul Hb dan setiap molekul dari keempat molekul besi dalam hemoglobin berikatan dengan satu molekul oksigen membentuk oksihemoglobin (HbO2). Reaksi pengikatan Hb dengan O2 dipengaruhi oleh suhu, Ph, konsentrasi 2,3 difosfogliserat dalam darah merah.
Dengan demikian besarnya Hemoglobin (Hb) dan jumlah eritrosit akan mempengaruhi transport gas.
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBUTUHAN OKSIGEN
1. Faktor Fisiologi
1. Menurunnya kapasitas pengikatan O2 seperti anemia
2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada obstruksi saluran
napas bagian atas
3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun mengakibatkan transpor O2
terganggu
4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam, ibu hamil, luka
dan lain-lain.
5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan,
obersitas, musculus skeleton yang abnormal, penyakit kronik seperti TBC paru
2. Faktor Perkembangan
1. Bayi prematur : yang disebabkan kurangnya pembentukan surfaktan
2. Bayi dan toodler : adanya resiko infeksi saluran pernafasan akut
3. Anak usia sekolah dan remaja , resiko saluran pernafasan dan merokok
4. Dewasa muda dan pertenggahan : diet yang tidak sehat, kurang aktivitas, stress
yang mengakibatkan penyakit jantung dan paru-paru
5. Dewasa tua : adanya proses penuaan yang mengakibatkan kemungkinan
arteriosklerosis, elastisitas menurun, ekspansi paru menurun
3. Faktor Prilaku
1. Nutrisi : misalnya pada obesitas mengakibatkan penurunan ekspansi paru, gizi
yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigen berkurang, diet yang
terlalu tinggi lemak menimbulkan arteriosklerosis.
2. Exercise (olahraga berlebih) : Exercise akan meningkatkan kebutuhan oksigen
3. Merokok : nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dan
koroner
4. Substance abuse (alkohol dan obat-obatan) : menyebabkan intake nutrisi (Fe)
menurun mengakibatkan penurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depesi
pusat pernafasan
5. Kecemasan : menyebabkan metabolisme meningkat
4. Faktor Lingkungan
1. Tempat kerja (polusi)
2. Suhu lingkungan
3. Ketinggian tempat dari permukaan laut

6. PERUBAHAN FUNGSI JANTUNG
Perubahan-perubahan fungsi jantung yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi adalah sebagai berikut :
1. Gangguan Konduksi
Gangguan konduksi (hantaran) seperti distritmia (takikardia/bradikardia)
2. Perubahan Cardiac Output (Curah Jantung)
Menurunnya cardiac output seperti pada pasien dekom menimbulkan hipoksia
Jaringan.
3. Kerusakan fungsi katub seperti pada stenosis, obstruksi, regurgitasi darah yang
mengakibatkan vetrikel bekerja lebih keras.
4. Myocardial iskhemial infrark mengakibatkan kekurangan pasokan darah dari
arteri koroner ke miokardium.

7. PERUBAHAN FUNGSI PERNAFASAN
1. Hiperventilasi
Merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan
dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena :
a. Kecemasan
b. Infeksi / sepsis
c. Keracunan obat-obatan
d. Kertidakseimbangan asam basa seperti pada asidosis metabolik
Tanda-tanda dan gejala hiperventilasi adalah takikardia, napas pendek, nyeri dada (chest pain), menurunnya
konsentrasi, disorientasi, tinnitus.

2. Hipoventilasi
Hipoventilasi terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk
mengeluarkan CO2 dengan cukup, biasanya terjadi pada keadaan atelektasis (kolaps paru).
Tanda-tanda dan gejala pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi,
kardiakdistritma, ketidakseimbangan elektrolit, kejang, dan kardiak arrest.

3. Hipoksia
Tidak adekuatnya pemenuhan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya
penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh :
a. Menurunya hemoglobin
b. Berkurangnya konsentrasi O2 jika berada di puncak gunung
c. Ketidakmampuan jaringan mengikat O2 seperti keracunan sianida
d. Menurunnya difusi O2 dari alveoli ke dalam darah seperti pada pneumonia
e. Menurunnya perfusi jaringan seperti syok
f. Kerusakan / gangguan ventilasi










PENUTUP


Dengan dibuatnya makalah ini di harap kan mahasiswa mampu mengerti dan memahami isi dari makalah ini terutama pada kata-kata sulit yang ada antara lain woond care,personal hygiene,oral hygiene.hygiene care. Semoga adanya makalah ini bisa membantu proses b elajar mengajar.





















BAB 2

MATERI


HYPERVENTILASI
NASAL KANUL
WHEEZING
OKSIGENISASI

SASARAN BELAJAR
-SECARA UMUM
Di harapkan mahasiswa dapat memahami isi dari makalah yang kami buat.
Dapat menambah pengetahuan bagi para pebaca.
Di harapkan dengan adanya kasus 1 mahasiswa mampu mengguasai materi tentang temperature,pulserate.respiratori.blood pleasure

SECARA KHUSUS
Dapat menambah wawasan dalam kesehatan
Diharapkan mahasiswa dapat memahami ilmu kesehatan

























BAB 3

PENUTUP
Terimakasih semoga pembuatan tugas ini bisa dipelajari




A. simpulan
B. saran








read more...

Gangguan Pernafasan

Gangguan Pernafasan



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga makalah ini terselesaikan.
Makalah ini penulis buat berdasarkan kebutuhan seorang perawat dan perawat merawat kliennya. Agar konsep dan teori keperawatan dapat diterapkan dengan baik.
Penulis berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini sehingga makalah ini selesai pada waktunya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini,karena kurangnya bahan dan buku-buku yang diperoleh.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Kendal, 27 Maret 2010




Penulis
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….....…..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..…..ii
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..…iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………...........…………………………………….…..1
B. Tujuan……………………......…..……………..………………………...….…..1
BAB I (Review langkah 1 – 2)
A. Langkah I (Mengidentifikasi kata sulit) ………………………….........……..... 2
B. Langkah II (Merumuskan pertanyaan) ………............……………………….... 2
C. Langkah III (Membuat konsep) ………………………………….........……..….4
D. Langkah IV (Pohon masalah) ………………………...........................……..…..7
E. Langkah V (Sasaran belajar) …………………………………………….............8
BAB II (Materi)
A. Sesak Nafas………………………………………………………………….…..9
B. Hiperventilasi…………………………………………………………………..12
C. Wheezing.............................................................................................................14
D. Oksigenasi………………………………………………………………….…..16
E. Nasal Kanul………………………………………………………………….....18
BAB III (Penutup)
A. Kesimpulan………………………………………………………………….....22
B. Saran……………………………………………………………………............22
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...23


PENDAHULUAN

A.Latar belakang

Pernafasan adalah suatu kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Pernafasan juga menjadi kebutuhan yang hakiki. Adapula masalah yang terjadi oleh pernafasan. Oleh sebab itu manusia sangat membutuhkan sistem pernafasan yang sehat.

Adapula penyakit yang disebabkan oleh pernafasan juga dapat menjadi momok yang menakutkan, karna sistem pernafasan yang tidak sehat dapat menyebabkan penyakit kronis atau bahkan mematikan. Oleh karena itu manusia wajib menjaga kesehatan tubuh yang mencangkup segala aspek terutama pernafasan.

B. Tujuan

Supaya masyarakat dapat mengetahui berbagai masalah pernafasan
Supaya masyarakat mengetahui penyebab-penyebab masalah pernafasan
Supaya masyarakat dapat mengetahui gejala-gejala masalah pernafasan
Supaya masyarakat dapat mengetahui pencegahan dan pengobatan mengenai masalah pernafasan

BAB I
(Review langkah 1 – 2)

Kasus III
Aduh, dadaku sakit mas.......

Mas darmo sedang berlibur ke curug sewu bersama mimi pacarnya yang cantik. Sesampainya di tempat yang sepi mereka berhenti untuk bercakap-cakap. Tak berapa lama kemudian ”aduh, dadaku sakit mas...” keluh mimi yang mengalami hiperventilasi, terdengar juga suara wheezing pada dada mimi. Tanpa pikir panjang mas darmo langsung membawa mimi yang sesak nafas ke rumah sakit untuk diberikan bantuan oksigenasi dengan nasal kanul.

A.Langkah I
Mengidentifikasi kata sulit

1.Hiperventilasi (Gagal nafas)
2.Wheezing (Suara pada paru-paru)
3.Oksigenasi (Pemberian oksigen)
4.Sesak Nafas (Gangguan pernafasan)
5.Nasal Kanul (Alat yang digunakan)

B.Langkah II
Merumuskan pertanyaan

1.Hiperventilasi:
Apa yang dimaksud Hiperventilasi?
Mengapa disebut Hiperventilasi?
Apa penyebabnya?
Apa saja faktor yang mempengaruhi hiperventilasi?
Apa tanda-tanda Hiperventilasi?
Mengapa kecemasan juga dapat menjadikan hipervetilasi?
Apa hiperventilasi sejenis penyakit?
Bagaimana cara perawatan hiperventilasi?
Mengapa hiperventilasi terjadi pada manusia?
Apa yang harus dilakukan penderita hiperventilasi?
Apakah hiperventilasi merupakan sesuatu yang membahayakan?
Apa dampak terjadinya hiperventilasi?
Apakah hiperventilasi dapat di diagnosa?
Apakah hiperventilasi bisa diobati?
Bagaimana pengobatannya?
Apa hiperventilasi dapat diderita oleh siapa saja?
Apa hiperventilasi berpengaruh terhadap kesehatan manusia?
Apa hiperventilasi dapat mempengaruhi angka kematian pada manusia?
Bagaimana cara penanggulangan hiperventilasi?
Apakah kadar oksigen berpengaruh?
Apakah kadar karbondioksida dapat mempengaruhi?
Bagaimana cara memperlambat pernafasan saat hiperventilasi terjadi?


2. Wheezing:
Apa yang dimaksud wheezing?
Barasal dari manakah kata wheezing?
Apa saja penyebabnya?
Apa saja faktor yang mempengaruhi?
Bagaimana gejala-gejalanya?
Bagaimana cara penyembuhannya?
Bagaimana proses wheezing terjadi?
Bagaimana perawatan yang harus dilakukan?
Apa wheezing hanya terjadi pada manusia?
Apakah dapat disembuhkan dengan cara tradisional?
Apa ada cara efektif untuk mengatasi wheezing?
Apakah dapat mempengaruhi kerja organ tubuh lainnya?
Apakah dapat mempengaruhi cara kerja paru-paru?
Bagaimana cara pencegahannya?


3.Oksigenasi:
Apa yang dimaksud dengan oksigenasi?
Apa manfaat dari oksigenasi?
Apakah dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya?
Bagaimana dampak oksigenasi pada penderita?
Apakah oksigenasi hanya dilakukan pada penderita gangguan pernafasan?
Apa nama alat untuk oksigenasi?
Apakah oksigenasi seperti terapi?
Bagaimana proses oksigenasi?

4.Sesak Nafas:
Apa yang dimaksud sesak nafas?
Apa saja yang menyebabkan sesak nafas?
Apa saja macam penyakit sesak nafas?
Apa saja faktor yang mempengaruhinya?
Apa yang harus dihindari penderita sesak nafas?
Bagaimana diagnosanya?
Apakah sesak nafas bisa mempengaruhi organ tubuh?
Apa saja gejala-gejalanya?
Bagaimana cara penyembuhannya?
Bagaimana perawatan yang dapat dilakukan?
Apakah sesak nafas hanya terjadi pada manusia?
Apakah dapat disembuhkan dengan cara tradisional?
Apa saja makanan yang baik untuk dikonsumsi bagi penderita sesak nafas?
Apakah aktivitas yang berlebihan dapat menimbulkan sesak nafas?
Sesak nafas digolongkan dalam berapa bagian?
Bagaiman cara pengobatannya?
Obat apa yang dapat diberikan pada penderita sesak nafas?

5.Nasal Kanul:
Apakah yang dimaksud nasal kanul?
Bagaimana cara penggunaannya?
Apakah bisa digunakan pada semua penderita gangguan pernafasan?
Bagaimana sistem kerjanya?
Bagaimana sikap penderita ketika nasal kanul digunakan?
Apakah tujuan dan fungsi dari nasal kanul?
Apa saja alat-alat yang digunakan selain nasal kanul?
Bagaimanakah bentuk nasal kanul?
Terbuat dari bahan apa?

C.Langkah III
Kerangka konsep

Hiperventilasi

Hiperventilasi adlah pernafasan cepat dan dalam. Alkalosis respiratorik adalah suatu keadaan dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah menjadi rendah.

Penyebab terjadinya hiperventilasi adalah pernafasan yang sangat cepat dan dalam yang menyebabkan terlalu banyak jumlah karbondioksida yang dikeluarkan dari aliran darah. Penyebab yang paling sering ditemukan adalah kecemasan. Penyebab lain dari alkalosis respiratorik : rasa nyeri, sirosis hati, kadar oksigen darah rendah, demam, over doosis aspirin.

Gejala alkalosis respiratorik dapar membuat penderita cemas dan dapat menyebabkan rasa gatal pada sekitar bibir dan wajah.

Jika keadaan makin memburuk bisa terjadi kejang otot dan penurunan kesadaran.

Diagnosa pada penderita hiperventilasi ditegakkan berdasarkan hasil pengukuran kadar karbondioksida dalam darah arteri. PH darah sering meningkat. Pengobatan yang dibutuhkan adalah perlambatan pernafasan jika penyebabnya adalahkecemasan, memperlambat pernafaan dapat meredakan penyakit ini. Jika penyebabnya adalah rasa nyeri, berikan obat pereda rasa nyeri. Atau menghembuskan nafas dalam kantong kertas, dapat membantu meningkatkan karbondioksida, setelah penderita menghirup karbondioksida yang telah dihembuskan sebelumnya. Pilihan ini adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafas selama mungkin. Kemudian menarik nafas dangkal dan menahan nafas kembali hal ini dilakukan berulang kali dalam satu rangkaian sebanyak 6 kali sampai 10 kali. Apabila kadar karbondioksida mulai meningkat itu berarti gejala hiperventilasi mulai membaik, sehingga mengurangi kecemasan penderita dan menghentikan serangan alkalosis respiratorik.

Wheezing

Wheezing adalah suara yang timbul pada saat seseorang bernafas, yang disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran pernafasan.wheezing ini dapat menjadi tanda yang dapat menyebabakan asma.


Pernafasan yang berbunyi pada saat mengeluarkan nafas terutama disebut exhalation. Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdengar adalah penderita asma.

Adapun gejala dan penyakit asma diantaranya sebagai berikut:
Pernafasan yang berbunyi pada saat mengeluarkan nafas terutama disebut exhalation. Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi.
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).
Batuk yang berkepanjangan saat malam hari atau pada saat musim dingin.
Adanya keluhan pada penderita yang merasakan dadanya menyempit.
Serangan asma yang hebat juga dapat menyebabkan penderita kesulitan berbicara karena sulit untuk mengatur nafas.
Pada anak-anak biasanya diawali dengan rasa gatal di rongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaan. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan banyak mengeluarkan keringat.

Cara menghindari wheezing adalah menjauhi faktor-faktor penyebab yang memicu timbulnya serangan asma itu sendiri.

Setelah terjadi serangan asma, penderita sudah dapat bernafas lega tetapi disarankan untuk meneruskan pengobatan agar tidak kambuh, dan melakukan pengobatan sesuai instruksi dari dokter.




Oksigenasi

Oksigenasi adalah memberikan aliran oksigen lebih dari 21% pada ekanan 1 atmosfir shingga konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. Oksigenasi sering juga diartikan sebagaisalah satu intervensi kolaboratif yang dilakukan oleh perawat sebagai dari tim kesehatan dalam upaya menyelesaikan masalah pasien terutama yang berkaitan dengan gangguan sistem pernafasan.

Perawat sering kali menganggap oksigenasi hanyalah rutinitasdan baru menganggap serius hal itu jika sudah terjadi kegawatan. Paket interval asuhan keperawatan sangat berpengaruh terhadap keefektifan dan ketetapan tindakan yang meliputi indikasi, metode pemberian dan bahaya yang mungkin terjadi saat pemberian oksigen.

Tujuan pemberian oksigenasi itu sendiri adalah untukmempertahankan oksigen yang kuat dalam paru-paru, untuk menurunkan kerja pada paru-paru, untuk menurunkan kerja jantung.

Sesak Nafas

Sesak nafas adalah perasaan sulit bernafas yang terjadi ketika melakukan aktivitas fisik. Sesaknafas merupakan gejal dari beberapa penyakit dan dapat bersifat akut atau bahkan kronis.

Kejadian sesak nafas tergantung pada tingkat keparahan dn penyebabnya. Hal itu merupakan hasil kombinasi implus (rangsangan) ke otak dari syaraf yang berakhir di paru-paru, tulang iga, otot dada atau diafragma ditambah dengan presepsi dan interprentasi pasien.pada beberapa kasus sesak nafasdiperhebat dengan adanya kegelisahan memikirkan sesuatu masalah.

Macam-macam sesak nafas:
Dyspnea akut(sesak nafas akut)
Diawali dengan tiba-tiba penyebab hal itu adalah penyakit pernafasan atau paru-paru, jantung atau trauma dada.
Dyspnea kronis(sesak nafas kronis)
Hal ini dapt disebabkan oleh asma, penyakir paru-paru, obstruktif atau kelainan pita suara.

Untuk mengatasi sesak nafas biasanya diberi kanobat yang dapat memperlebar saluran pernafasan yang menyempit.





Nasal Kanul

Nasal kanul merupakan satu alat yang sederhana yang dapat memberikan oksigen countinue dengan aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi 24%-41%. Dapat juga diartikan sebagai suatu kegiatan untuk memenuhi kebutuhan oksigen dlam tubuh pada pasien yang mengalami kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen.



D.Langkah IV
Pohon masalah

Sesak nafas


Hiperventilasi


Wheezing


Oksigenasi


Nasal kanul

E.Langkah V
Sasaran belajar

Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami masalah pernafasan.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami arti dari masalah pernafasan.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami konsep yang ada pada masalah pernafasan.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami macam-macam masalah pernafasan.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami penggunaan alat untuk penderita gangguan pernafasan.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami cara perawatan, pencegahan dan pengobatan tentang masalah pernafasan.
BAB II
(Materi)

A. SESAK NAPAS
Sesak napas terjadi karena adanya penyempitan atau adanya sumbatan pada jalur pernafasan, sehingga penderita sulit bernafas dan tubuh kurang mendapatkan oksigen dan dapat menyebabkan kematian.

Sesak napas adalah salah satu dari gejala asma bronkial, sehingga penderita asma bronkial disarankan untuk menghindari zat alergen pencetus asma, dan selalu sedia obat pereda sesak napas – asma.

Beberapa penyebab sulit bernafas di antaranya,

Pertama adalah faktor keturunan, yang memang dari sono-nya memiliki paru-paru dan organ pernafasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal.

Kedua, karena faktor lingkungan. Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas. Demikian pula dengan serbuk sari bunga (pollen) dan partikel lain. Bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula oleh rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen.

Ketiga, adalah produksi lendir yang berlebihan akan menyumbat saluran udara. Makanan yang menyebabkan produksi lendir berlebih adalah produk dari susu, tepung, nasi putih, dan permen.

Keempat, karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada paru-paru dan saluran nafas mengental. Kondisi ini juga menjadi situasi yang menyenangkan bagi mikroba untuk berkembang biak.

Kelima, masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung bagian atas akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju paru-paru.

Keenam, adalah ketidakstabilan emosi. Orang-orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri cendertung untuk sering menahan nafas. Atau justru menarik nafas terlalu sering dan dangkal sehingga terengah-engah. Dalam waktu yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap produksi kelenjar adrenal dan hormon, yang berkaitan langsung dengan sistem pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan sesak nafas. Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar akan bermanfaat dalam jangka panjang baik terhadap fisik maupun emosi seseorang.

Cara Atasi Sesak Nafas

Jalan keluar untuk mengatasi sesak nafas yang paling cepat adalah berada pada lingkungan hijau dan lapang. Jika tidak memiliki kemampuan untuk sering pergi keluar kota, ke gunung atau laut, tanamlah pohon berdaun hijau lebat di sekitar tempat tinggal yang akan memproduksi banyak oksigen dan menyerap polusi. Setiap saat menemukan lingkungan hijau dan bersih, berjalan kakilah dan hirup udara dalam-dalam.

Para penyandang sesak nafas kronis sebaiknya menghindari konsumsi bahan susu berlebihan, gula putih, permen, tepung dan nasi putih. Jika nafas sudah mulai teratur, makanan itu dapat dikonsumsi dalam jumlah sedikit untuk melihat reaksi tubuh. Dalam waktu yang sama konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah banyak. Minum air hangat 6-8 gelas per hari.

Jika sesak nafas diiringi flu atau demam, makanlah sup yang dibumbui bawang merah, bawang putih, lada, kayu manis, jahe dan cengkih. Bumbu tersebut dapat membantu membuka sumbatan pada saluran nafas.

Mengelola emosi sangat penting untuk menyembuhkan masalah pernafasan. Banyak cara yang bisa dilakukan seperti berpikiran positif, menghilangkan ketakutan yang tidak beralasan, bahkan sering tersenyum akan sangat membantu. Namun demikian cara mengelola emosi yang tepat hanya diketahui oleh pribadi masing-masing.

Olahraga yang menggerakkan punggung atas dan dada sangat membantu mengalirkan darah dan energi penyembuhan. Perlu diingat jika kita merawat tubuh dan pikiran, imbal baliknya adalah kenikmatan yang tak terkira.

10 Fakta WHO Tentang Penyakit Asma

Fakta 1
WHO memperkirakan sekitar 300 juta orang menderita asma. Sebanyak 255.000 orang meninggal karena asma pada tahun 2005.

Fakta 2
Kematian karena asma akan meningkat hampir 20% dalam 10 tahun ke depan jika tidak ada langkah nyata yang dibuat. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dengan diagnosis yang tepat, pengobatan dan edukasi pasien dapat memberikan hasil yang baik dalam mengontrol asma.



Fakta 3
Asma terjadi di semua negara tanpa menghiraukan tingkat pembangunan negara tersebut. Lebih dari 80% kematian karena asma terjadi di negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Untuk kontrol yang efektif, penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan cukup terjangkau, terutama untuk keluarga berpenghasilan rendah.

Fakta 4
Asma adalah penyakit kronis yang ditandai dengan serangan berulang sesak nafas dan nafas yang berbunyi (wheezing/mengi) dengan tingkat keparahan dan frekuensi yang berbeda pada tiap orang.

Fakta 5
Gejala asma dapat terjadi beberapa kali dalam sehari atau seminggu pada penderita. Pada beberapa orang, gejala menjadi lebih buruk dengan adanya aktivitas fisik atau pada malam hari. Ketidakmampuan untuk mengenali dan mencegah pencetus dapat menyebabkan jalan nafas terganggu, mengancam jiwa dan dapat menimbulkan serangan asma, kegagalan pernafasan bahkan kematian.

Fakta 6
Pengobatan yang sesuai seperti menggunakan inhalasi kortikosteroid untuk meredakan inflamasi bronkial dapat menurunkan angka kematian karena asma.

Fakta 7
Asma merupakan penyakit kronis yang paling banyak menyerang anak-anak. Namun asma dapat dikontrol melalui pencegahan dan pengobatan yang terencana berdasarkan gejala yang dialami individu.



Fakta 8
Faktor resiko terbesar penyebab asma adalah alergen di dalam rumah seperti tungau debu rumah yang terdapat di tempat tidur, karpet dan furnitur; polusi dan bulu binatang, alergen di luar rumah seperti serbuk sari; asap rokok dan bahan kimia di tempat kerja.

Fakta 9
Pencetus asma dapat berupa udara dingin, emosi yang ekstrim seperti marah atau rasa takut dan latihan fisik.
Fakta 10
Asma umumnya sering salah diagnosis atau salah pengobatan, sehingga dapat menimbulkan beban bagi individu dan keluarga serta membatasi aktivitas individu selama hidupnya.
B. Hiperventilasi

Pengertian
Hiperventilasi adalah sesak nafas disertai adanya takhipo tanpa kelainan organic dimana darah menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam menyebabkan kadar karbondioksida dalam darah pada tubuh menjadi lemah.
Penyebabnya biasanya disebabkan oleh tekanan psikis/stress psikis

Penyebab
Penyebab dari hiperventilasi antara lain :
Jumlah oksigen dalam tubuh rendah
Semua aktivitas yang berlebihan
Kekebalan tubuh yang kurang
Batuk yang berlebihan
Rasa cemas

Pengobatan
Salah satu pengobatan yang dibutuhkan adalah memperlambat pernafasan dengan cara seringnya beristirahat. Menghembuskan nafas dalam kantung kertas bias membantu meningkatkan kadar karbondioksida setelahpenderita menghirup kembali karbondioksida dan menghembuskannya
Pilihan lainnya adalah mengajarkan penderita untuk menahan nafasnya selama mungkin, kemudian menarik nafas dangkal dan menahan kembali nafasnya selama mungkin, hal ini dilakukan berulang dalam satu rangkaian 6 – 10 kali.


Ada dua cara pernafasan secara baik :
Inspirasi ( menarik nafas )
Eksporas ( menghempuskan nafas )
Bernafas berarti melakukan inspirasi dan eksparasi secara bergantian, teratur, berirama dan terus menerus bernafas merupakan gerak reflek yang terletak di dalam sumsum penyambung ( medulla oblongata ), inspirasi terjadi bila muskulus diagfrahma telah dapat rangsangan dari rongga dada.
Ekspirasi pada suatu saat otot-otot akan kendor lagi ( diagfrahma akan menjadi cekung ) dan demikian rongga dada menjadi kecil kembali, maka udara didorong keluar jadi proses respirasi / pernafasan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara rongga pleura dan paru-paru
Hiperventilasi merupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah oksigen dalam paru-paru, agar pernafasan lebih cepat dan dalam.
Hiperventilasi terjadi ketika ventilasi lavender tidak adekual untuk memenuhi kebutuhan oksigen tubuh / untuk mengeluarkan karbondioksida dengan cukup.
Tanda – tanda hiperventilasi adalah :
Nyeri kepala
Penurunan kesadaran
Badan lemas
Nafas tersendat-sendat
Sesak nafas
Asma
Penanganan Hiperventilasi
Tujuan penanganan :
Mengurangi tekanan spesikis yang dialami penderita
Mengembalikan Ph darah menjadi normal
Langkah penanganan :
Terangkan pasien dengan berbicara dengan lembut
Dengarkan jika penderitanya menceritakan masalahnya
Jika timbul kram / jari-jari yang menguncup, maka arahkan penderitanya bernafas kantong kertas ( untuk meningkatkan kadar O2 )
Disarankan untuk ke dokter
C. Wheezing
Pengertian
Wheezing adalah suara yang terdengar ketika bernafas, ketika saluran udara yang menyempit sebagai akibat peradangan. Desah paling sering terjadi pada jatuh tempo atau nafas keluar dan merupakan tanda umum asma memburuk.
Dapat berhubungan gejala klasik asma, seperti batuk asama dan sesak nafas

Penyakit dan pengobatannya :
Nadi yang lemah dan cepat tekanan darah menurun, bunyi jantung abnormal dan tidak semua orang yang nafasnya terdengar wheezing adalah penderita asma adanya sesak nafas sebagai penyakit gagal ginjal
Suara meniup ketika mengeluarkan nafas disebabkan oleh :
Peradangan
Faktor yang pertama yang menyebabkan saluran bronchial adalah peradangan. Saluran bronchial adalah peradangan. Saluran bronchial yang terjadi peradangan akibat respon terhadap alergen atau iritan dan merupakan hasil dari aksi mediator-mediator (histamin, leukotrin dan yang lainnya) jaringan yang mengalami peradangan menghasilkan jumlah berlebihan lender yang lengket didalam saluran. Jaringan yang rusak ini akan terlepas kedalam saluran nafas, sehingga juga berkontribusi dalam penyempitan tersebut.


Bronchospasm
Oksigen penting bagi kita sesua untuk tetap hidup. Oksigen relatife stabil didalam udara, tapi jika terlalu banyak diserap kedalam tubuh malah menjadi aktif dan tidak stabil. Oksigen punya kecenderungan menempatakan dirinya sendiri ke molekul-molekul biologis, termasuk diantaranya sel yang sehat. Oksigen yang tidak stabil disebut radikal bebas. Pengehembusan terjadi saat mikroba didalam udara menyerang protein, peptide dan asam aminonya telur , ikan dan daging. Hasilnya adalah sejumlah substansi yang tidak menyenangkan.

Hiperreaktivitas
Kegiatan pernafasan secara berlebihan adalah aktivitas dan stabilitas yang berlebihan.

Penyebab wheezing adalah ditandai dengan nafas yang berbunyi terdengar ketika penderita menghembuskan nafasnya mengalami batuk dan mengi.

Pencegahan wheezing
sering beristirahat
tidak beraktivitas berlebihan
menjaga kesehatan tubuh

Cara penanganannya :
Jauhkan dari udara yang kotor seperti halnya polusi udara, debu dan lain-lain.
D. OKSIGENASI

Pengertian
Oksigenisasi adalah salah satu komponen gas dan unsure vital dalam proses metabolism untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh tubuh-tubuh sel
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup 02 setiap kali bernafas, masuknya oksigen ke jaringan tubuh ditentukan oleh system respirasi kardiovaskuler dan keadaan hematologi.
Tujuan pemberian oksigenasi
1.Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan
2.Untuk menurunkan kerja paru-paru
3. Untuk menurunkan kerja jantung
Faktor – faktor yang mempengaruhi oksigenasi
Menurunnya kemampuan mengangkat oksigen seperti pada anemia
Usia anak sekolah dan remaja, resiko infeksi saluran pernafasan dan merokok
Kondisi yang mempengaruhi pergerakan dinding dada seperti pada kehamilan
Tekanan darah menurun akibat kurangnya oksigen
Fisiologi pernafasan paru-paru (pernafasan pilmuner) merupakan oksigen dan karbondioksida yang terjadi pada paru-paru, pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan okterna oksigen diambil melalui mulut dan hidung pada waktu bernafas dimana oksigen masuk melalui trachea sampai ke alveoli berhubungan dengan darah dalam kapiter pilmonar, alveoli memisahkan oksigen jantung dipompakan keseluruh tubuh.


Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen berupa pemberian oksigen ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu oksigen. Pemberian oksigen pada klien dapat melalui tiga cara, yaitu melalui:
1. katetar nasal
2. kanula nasal
3. masker oksigen

Langkah Pemberian Oksigen
1. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
2. Cuci Tangan
3. Hubungkan humidifier serta flow meter pada tabung oksigen, kemudian kanul/masker ke selang oksigen/humidifier.
4. Cek aliran oksigen (humidifier akan ber gelembung)
5. Atur aliran oksigen sesuai advis atau indikasi
6. Pasang kanul/masker pada klien dan atur pengikat untuk kenyamanan klien.
7. Kaji setiap 6-8 jam. Dokumentasikan.

a. Proses Oksigenasi
Yaitu proses pemenuhan kebutuhan oksigenasi didalam tubuh terdiri atas tiga tahapan :

1. Ventilasi
Merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer.

2. Difusi Gas
Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan kapiler paru dan CO2 di kapiler dengan alveoli.

3. Transportasi Gas
Merupakan proses pendistribusian antara O2 kapiler ke jaringan tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler.
b. Gangguan atau masalah kebutuhan oksigenasi
1. Hipoksia
2. Perubahan pola pernapasan
3. Obstraksi jalan napas
4. Pertukan Gas
5. BBL yang belum bisa bernapas sempurna.
E. Nasal Kanul

1. Kanul
Pengertian :
Memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan.

Tujuan Kanul :
Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat kebutuhan oksigen minimal.
Untuk memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan atau minum.

Peralatan Kanul :
Tabung oksigen dengan flow meter.
Humidifier dengan cairan steril, air distilasi / air matang sesuai dengan peraturan RS.
Nasal kanul dan selang.
Kassa jika diperlukan.
Dosis  2 – 4 lt/menit

Prosedur
1) Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.

2) Siapkan klien dan keluarga.
Atur posisi klien dengan semi fowler jika memungkinkan.
Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea.
Informasikan ke klien dan keluarga tentang petunjuk keamanan yang berhubungan penggunaan oksigen.

3) Atur peralatan oksigen dan Humidifier

4) Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi.
Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang.
Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2 – 6 L /min.

5) Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai.
Kanul
Letakkan kanul pada wajah klien, dengan lubang kanul masuk ke hidung dan elastik band melingkar ke kepala seperti pada gambar.
Jika kanul ingin tetap berada ditempatnya, plester pada bagian bawah.
Alasi selang dengan kassa pada elastik band pada telinga dan tulang pipi jika dibutuhkan.


6)Kaji klien secara teratur
o Secara umum :
Kaji tingkat kecemasan klien, warna mukosida kemudahan bernapas, saat klien dipasang alat.
Kaji klien dalam 15 – 30 menit pertama, ini tergantung kondisi klien dan setelah itu secara teratur. Kaji vital sign, warna, pola pernapasan dan gerakan dada. 
Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hipoxia, tachicardi, konfeus, dispnea, kekelahan dan lihat data hasil BGA jika memungkinkan.

o Nasal Kanul :
Kaji hidung klien jika ada iritasi. Beri cairan lubrikan jika dibutuhkan untuk melapiskan membran mukosa.

Hal yang perlu diperhatikan :
Sebelum memberikan oksigen, cek ;
1) Order pemberian oksigen, termasuk alat untuk memberikan 2 liter flow rate (L/min)
2) Level oksigen (PO2) dan karbondioksida (PCO2) pada darah arteri (PaO2 normal 80 – 100 mmHg, PCO2 35 – 45 mmHg).
3) Apakah pasien menderita COPD.

2. Masker Wajah
Pengertian
Yaitu memberikan tambahan oksigen pada klien yang membutuhkan.



Tujuan
Untuk memberikan tambahan oksigen dengan kadar sedang konsentrasi dan kelembaban yang lebih tinggi dibandingkan dengan kanul.



Peralatan Masker Wajah :
1) Tabung oksigen dengan flow meter.
2) Humidifier dengan cairan.
3) Masker wajah dengan ukuran yang sesuai.
4) Elastik band (karet pengikat)

Prosedur
1) Kaji kebutuhan terapi oksigen dan verifikasi (periksa kembali) perintah pengobatan.

2) Siapkan klien dan keluarga
Atur posisi klien dengan semi fowler jika memungkinkan.
Jelaskan bahwa oksigen tidak berbahaya bila petunjuk keamanan diperhatikan dan akan mengurangi ketidaknyamanan akibat dispnea.
3) Atur peralatan oksigen dan humidifier

4) Putar oksigen sesuai terapi dan pastikan alat dapat berfungsi
Cek oksigen dapat mengalir secara bebas lewat selang.
Atur oksigen dengan flow meter sesuai dengan perintah misalnya 2 – 6 L /min.

5) Pasang alat pemberian oksigen yang sesuai
Masker Wajah :
Tempatkan masker ke arah wajah pasien dan letakkan dari hidung ke bawah.
Atur masker sesuai dengan bentuk wajah seperti pada gambar. Masker harus menutup wajah, sehingga sangat sedikit oksigen yang keluar lewat mata atau sekitar pipi dan dagu.
Ikatkan elastik band melingkar kepala klien sehingga masker terasa nyaman.
Alasi band dibelakang telinga dan diatas tulang yang menonjol. Alas akan mencegah iritasi karena masker.

6) Kaji klien secara teratur
o Secara umum :
Kaji tingkat kecemasan klien, warna mukosadan. Kemudahan bernapas, saat klien dipasang alat.
Kaji klien dalam 15 – 30 menit pertama, ini tergantung kondisi klien dan setelah itu secara teratur. Kaji vital sign, warna, pola pernapasan dan gerakan dada.
Kaji secara teratur tanda-tanda klinis seperti hipoxia, tachicardi, konfeus, dispnea, kekelahan dan lihat data hasil BGA jika memungkinkan.

o Masker wajah
Inspeksi kulit wajah bila ada basah atau goresan dan keringkan, rawat jika diperlukan.


7) Inspeksi peralatan secara teratur :
Cek liter flow meter dan tinggi air pada humidifier dalam 30 menit dan pada saat memberikan perawatan ada klien.
Pertahankan tinggi air di humidifier.
Pastikan petunjuk keamanan diikuti.

8) Catat data yang relevan ada dokumentasi keperawatan.

BAB III
Penutup

A. Kesimpulan

Dari uraian di atas saya menyimpilkan bahwa sistem pernafasan adalah kunci manusia untuk hidup, oleh karena itu jagalah kesehatan terutama sistem perafasan. Sebab pernafasan merupakan sesuatu kebutuhan yang sangat utama bagi kehidupan, bernafas juga menjadi kebutuhan yang paling hakiki bagi makhluk hidup di dunia. Selain itu jagalah dan kontrol emosi karena kecemasan yang berlebihan bisa menimbulkan gangguan pernafasan.

B.Saran

Jagalah kesehatan pernafasan
Jagalah dan kontrol emosi
Rajin berolah raga
Kurangi efek rumah kaca
Kurangi polusi udara


Daftar isi

1.www.who.int
2.http://dewimaniez12.blogspot.com/2009/12/proses-keperawatan-kebutuhan-dasar.html
3.A. Aziz Alimut Hidayat, S.Kep. KEBUTUHAN DASAR KEPERWATAN 1998
4.Barbara R. Hegner. KAMUS SAKU KEPERAWATAN 1878.
5.Christina Brooke, S.Kep. DIAGNOSA KEPERAWATAN 1990








read more...

Thursday, March 25, 2010

Temperature .Pulse rate Respiratorey rate Blood preasure.Sistol,Diastol

BAB I
PENDAHULUAN

Makalah ini merupakan rangkuman dari beberapa masalah yang berupa kata sulit yang telah kami temukan dalam proses pembelajaran mata kuliah ilmu keperawatan dasar dengan menggunakan metode pembelajaran seven jump.Seven jump merupakan metode pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk selalu aktif dalam proses pembelajaran.
Kasus yang diberikan oleh dosen adalah kasusu yang berbentuk paragraph dengan berbagai kata sulit didalamnya, dan kemudian kami harus menentukan kata sulit sebagai bahan yang akan kami bahas dalam metode seven jump tersebut.
Adapun langkah-langkah seven jump tersebut adalah:
1.menentukan kata sulit
2.merumuskan pertanyaan
3.membuat konsep
4.membuat pohon masalah
5.merumuskan tujuan pembelajaran
6.literature
7.presentasi
Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran seven jump ini yaitu agar mahasiswa senantiasa aktif dan mengerti mengenai berbagai macanm istilah dalam bidang kesehatan dan khususnya dibidang keperawatan, karena sebagai calon perawat hendakny harus memahami dan mengerti berbagai macam istilah dalam bidang kesehatan.




BAB I
Kasus I
DIPERIKSA PERAWAT CANTIK, TEKANAN DARAH NAIK
Pak Ramin berobat ke rumah sakit tadi malam karena temperature tubuhnya meningkat, sesampainya di rumah sakit pak ramin langsung diperiksa oleh perawat yang sangat cantik, karena diperaksa oleh perawat yang cantik, pulse rate, respiratory pak ramin mejadi lebih cepat, blood pre asure pak Ramin juga ikut naik dengan sisitol 140 mmHg dan diastole 90 mmHg.
Langkah-langkah seven jump:
1.Mengidentifikasi kata sulit
a.Temperature
b.Pulse rate
c.Respiratorey rate
d.Blood preasure
e.Sistol
f.Diastol
2.Merumuskan pertanyaan
a.Temperature
1)Apakah temperature itu?
2)Apakah temperature dapat naik dan turun?
3)Apa penyebab temperature dapat naik?
4)Berapa suhu seseorang dapat dikatakan naik ?
5)Apakah akibat dari seseorang yang bersuhu tinggi?
6)Penyakit apakah yang ditimbulkan?
7)Bagaimana cara mengatasinya ataupun menurunkan suhu tersebut?
8)Bagaimana cara melakukannya?
9)Apa penyebab temperature dapat turun?
10)Berapa suhu seseorang dikatakan rendah?
11)Apakah akibat dari seseorang bersuhu rendah?
12)Penyakit apakh yang timbul pada seseorang yang bersuhu rendah?
13)Bagaiman cara mengatasi penyakit tersebut?
14)Berapa normal temperature tubuh?
15)Apakah alat yang digunakan untuk mengukur temperature tubuh?
16)Apakah terdapat berbagai macam alat ukur suhu?jika ada sebutkan!
17)Sebutkan masing-masing fungsinya?
18)Dimana letak pengukuran suhu tubuh?
19)Apa yang menyebabkan oral, aksila, dan rektal menjadi tempat ukur suhu?
20)Bagaimana prosedur pengukurannya?
b.Pulse rate
1) pulse rate adalah?
2) Berapa normal kecepatan denyut nadi?
3) Berapa batasan tertenggi denyut nadi?
4) Kapan denyut nadi mengalami perubahan?
5) Pada saat apa terjadi perubahan tersebut?
6) Kapan terjadi perubahan tersebut?
7) Mengapa denyut tersebut dapat berubah?
8) Apakah penyebab denyut nadi naik?
9) Mengapa olah raga, terkejut, takut, dan penyakit dapat menyebabkan nadi naik?
10) Bagimana cara menurunkan nadi tersebut?
11) Apakah penyebab penurunan denyut nadi?
12) Mengapa tidur, santai, dan penyakit dapat menyebabkan nadi turun?
13) Berapa kenaikan dan penurunan denyut nadi pada orang sakit?
14) Apa yang menyebabkan kenaikan dan penurunan nadi tersebut?
15) Bagaimana cara menstabilkan nadi tersebut?
16) Dimana letak pengukuran nadi?
17) Mengapa bagian tersebut menjadi dasar pengukuran?
18) Apakah alat yang digunakan untuk mengukur denyut nadi?
19) Siapakah penemu alat tersebut dan kapan ditemukannya?
20) Jelaskan prosedur penggunaan alat tersebut?
c.Respiratory rate
1)Apa yang dimaksud respiratory rate?
2)Berapa ukuran normal respiratory rate?
3)Apakah respiratory rate dapat naik dan turun?
4)Sebutkan faktor-faktor kenaikan dan penurunan respiratory rate?
5)Apakah penyebab kenaikan respiratory rate?
6)Mengapa polusi, olahraga, serta merokok dapat menyebabkan respiratory rate naik?
7)Apakah akibat yang ditimbulkan karena respiratory rate naik?
8)Bagaimana akibat itu bisa terjadi?
9)Bagaimana cara mengatasinya?
10)Dan apabila sudah terlambat/respiratory rate naik apa yang harus dilakukan?
11)Apakah akibat penurunan respiratory rate?
12)Dan mengapa penyakit dan kondisi rileks mampu menurunkan respiratory rate?
13)Apakah akibat yang ditimbulkan jika respiratory rate menurun?
14)Bagaimana cara mengatasinya?
15)Dan apabila respiratory rate naik apa yang harus kita lakukan?
16)Apa alat yang digunakan untuk mengukur respiratory rate?
17)Siapa penemu alat tersebut dan kapan ditemukan alat tersebut?
18)Jelaskan prosedurnya?
d.Blood preasure?
1)apakah yang dimaksud dengan blood preasure?
2)Faktor apa sajakah penyebab tekanan darah naik dan turun?
3)Apakah yang menyebabkan tekanan darah naik?
4)Mengapa makanan berkolestrol dapat menyebabkan tekanan darah tersebut dapat naik?
5)Apakah gejala-gejala yang timbul jika tekanan darah naik?
6)Apa akibat yang timbul jika tekanan darah tersebut naik?
7)Berapa ukuran darah seseorang dapat dikatakan darah tinggi?
8)Bagaimana cara mengatasi akibat tersebut?
9)Apakah yang menyebabkan tekanan darah turun?
10)Mengapa makanan rendah kalori dapat menyebabkan tekanan darah turun?
11)Apakah gela yang dirasakan ketika darah seseorang turun/rendah?
12)Hal apakah akibat yang timbul jika tekanan darah tersebut turun?
13)Berapa seseorang dapat dikatakan darah rendah?
14)Apa yang harus kita lakukan jika mengalami darah rendah?
15)Berapa normal tekanan darah manusia?
16)Apa alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah?
17)Siapa penemu dan kapan ditemukannya alat tersebut?
18)Bagaimana prosedur penggunan alat tersebut?
e.Sistole
1)apa yang dimaksud dengan sistole?
2)Bagaimana sisitol terjadi?
3)Apa penyebab sistol?
4)Kapan terjadi sistol?
5)Dimana sistol terjadi?
6)Apakah sistol memiliki beberapa macam?
7)Berapa ukuran maksimal sistol?
8)Berapa ukuran minimal sistol?
9)Berapakah sistol normal?
10)Apakah sistol dapat naik dan turun?
11)Apa penyebab sistole menjadi naik?
12)Apakah penyebab sistole menjadi turun?
13)Dimana sistole terjadi?
14)Alat apakah yang digunakan untuk mengetahui sistol?
15)Jelakan prosedurnya?
f.Diastol
1)diastol adalah?
2)Bagaimana diastol terjadi?
3)Apakah penyebab diastol?
4)Kapan terjadi diastol?
5)Dimana diastol terjadi?
6)Apakah diastol memiliki beberapa macam?
7)Berapa ukuran maxsimal diastol?
8)Berapa ukuran minimal diastol?
9)Berapakah diastol normal?
10)Apakah sisitol dapat naik dan turun?
11)Apakah penyebab diastol turun?
12)Apa apa penyebab diastol naik?
13)Dimana diastol terjadi?
14)Alat apakah yang digunakan untuk mengetahui sistol?
15)Jelaskan prosedurnya?
3.Memebuat konsep
a.Temperature
Temperature adalah suhu tubuh, temperature dapat naik dan turun, temperature naik dapat disebabkan oleh lingkungan, kondisi tubuh, penyakit, depresi. Temperature dapat diturunkan dengan kompres, minum obat, olah raga, dan istirahat yang cukup.Temperature normal manusia adalah 36°c sampai 37°c, ini dapat diukur dengan sebuah alat pengukur suhu yaitu thermometer, dan dapat diukur melalui oral, rectal, dan aksila.
Alat dan bahan untuk memeriksa suhu:
1)Thermometer.
2)3 buah botol.
3)botol pertama berisi larutan sabun.
4)botol kedua berisi larutan desinfektan.
5)botol ketiga berisi berisi air bersih.
6)bengkok
7)kertas/tisu
8)vaselin
9)buku catatan suhu
10)sarung tangan
adapun prosedur kerjanya:
pemeriksaan suhu secara oral
1)cuci tangan.
2)gunakan sarung tangan .
3)jelaskan prosedur kepada pasien.
4)atur posisi pasien.
5)tentukan letak bawah lidah.
6)turunkan suhu thermometer di bawah 34-35 derajat celcius.
7)Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan gusi.
8)Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
9)Angkat thermometer dan baca hasilnya.
10)Catat hasil.
11)Bersihkan thermometer dengan kertas/tisu.
12)Cuci dengan sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Pemeriksaan suhu secara rectal
1)cuci tangan.
2)Gunakan sarung tangan
3)Jelaskan prosedur pada pasien.
4)Atur posis pasien dengan posisi sim atau miring.
5)Pakaian diturunkan sampai bawah glutea.
6)Tentukan thermometer, standarkan pada nilai nol, alau oleskan vaselin.
7)Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer ke dalam rectal. Jaga jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
8)Setelah 3-5 menit angkat thermometer.
9)Catat hasil.
10)Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11)Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Pemeriksaan suhu secara aksila
1)cuci tangan
2)gunakan sarung tangan
3)jelaskan prosedurnya pada pasien
4)atur posisi pasien
5)tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila menggunakan tisu.
6)Turunkan thermometer dibawah suhu 34-35 derajat celcius.
7)Letakkan thermometer pada daerah aksila dengamn lengan pasien dilipatkan ke dada.
8)Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan baca hasilnya.
9)Catat hasil.
10)Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
11)Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
b.Pulse rate
Pulse rate adalah frekuensi kecepatan denyut nadi yang dihitung permenit, Normal denyut nadi pada anak-anak ( 130/menit ) , dewasa ( 70-80 / menit ),dan lajut usia adalah 100/menit. Denyut nadi sedikit mengalami perubahan ketika melakukan respirasi (menjadi lebih cepatselam inspirasi dibanding selam ekspirasi ). Penyebab lain dari kenaikan denyut nadi antara lain adalah olah raga, gerogi, terkejut, takut, dan penyakit.dan menyebabkan denyut nadi menurun antara lain tidur, santai ,dan penyakit. Pada orang sakit juga mengalami kenaikan denyut nadi yaitu 5 denyutan untuk setiap kenaikan 1° farenhait ( 8 denyutan untuk 1°C). Alat yang digunakan untuk mengatur denyut nadiadalah arloji tangan dengan jarumdetik atau layer digital atau polsteller. Cara menggunakan / prosedur pelaksanaannya yaitu :
1)menempatkan alat kedekat klien
2)menjelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya.
3)mencuci tangan
4)membantu klien untuk melakukan posisi terlentang /duduk.
5)menempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa diatas lekukan radial searah ibu jari, sisi dalam pergelangan tangan klien.
6)berikan tekanan ringan pada atas radius, abaikan denyutan awal dan kemudian tekanan rileks sehingga denyutan menjadi mudah dan dipalpasi.
7)saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyutan dengan menggunakanal alat diatas.
8)apabila denyutan teratur, hitung selam 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua.
9)apabila denyutan tidak teratur pada pasien yang barupertama kali dilakukan pemeriksaan, hitung selama satu menit.
10)kaji kekuatan, irama dan kesehatan denyut.
11)Bantu klien dalam posisi nyaman.
12) cuci tangan lalu didokumentasikan pada catatan.
c.Respiratory rate
Respiratori rate adalah frekuensi kecepatan pernafasan yang dihitung permenit. Normal kecepatan pada pernafasan yaitu 24/menit. Sesak nafas dapat disebabkan oleh lingkungan/polusi, penyakit, rasaketakutan, olah raga, dan merokok. Sedangkan yang menyebabkan pernafasan menurun adalah penyakit dan dalam kondisi santai. Alat yang digunakan untuk mengukur pernafasan adalah arloji tangan dengan jarum detik atau layer digital atau polsteller.prosedur penggunaan alat ini adalah
1)menempatkan alat kedekat pasien.
2)menjelaskan tindakan yang dilakukan .
3)mancuci tangan klien.
4) meletakkan lengan klien pada posisi rileksmenyilang abdomen atau dada bagian bawahnya.
5)mengobservasi siklus pernafasan lengkap ( sekali inspirasi dan sekali ekspirasi )
6)menjamin bahwa hitungan akan mulai dengan sikluspernafasan normal.
7)setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung frekuensinya. Waktu dimulai dengan menghitung satu.
8)bila irama teratur, hitung respirasi selama 30 detikdan kalikan dua.
9)bila respirasi tidak teratur hitung satu melihat menit penuh.
10)hitung, lalu mencuci tangan dan didokumentasi.
Ada bermacam-macam pernafasan adalah :
1.pernafasan luar : proses keluar dean masuknya udara kedalam dan keluar paru
2.pernafasan dalam : pertukaran gas antara dalam dan sel-sel jaringan tubuh.
3.pernafasan seluler : penggunaan O2, dan pembuatan CO2 dalam sel pada proses metabolisme sel.
Dan beberapa factor yang mempengaruhi pernafasan yaitu tingkat perkembangan, gaya hidup, status kesehatan, obat tertentu (narkotika).
d.Blood Preasure
Blood preasure adalah tekanan yang ditimbulkan oleh darah pada dinding pembuluh darah, tekanan darah naik apabila makan makanan yang berkolestrol tinggi, seperti : durian, sate kambing, gulai, garam yang berlebihan, stress, marah. Tekanan darah juga dapat turun karena disebabkan oleh pengkonsumsian makanan rendah kalori, seperti buah timun, melon, pear, jamu,serta obat-obatan. Tekanan darah yangnormal adalah 120/70 mmHg dan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yaitu stetoscop,spigmomanometer air raksa. Cara atayu prosedur pelaksanaan alat itu adalah sebagai berikut :
1)mendekatkan alat disamping pasien.
2)menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya.
3)mencuci tangan.
4)menghilangkan mikro organisme untuk menghilangkan transmisi.
5)mengatur posisi klien, duduk atau berbaring.
6)membawa pakaian yang menutupi lengan atas.
7)memastikan ketetapan letak manset.
8)alpasi arteri brakhialis dan menempatkan manset 2.5 cm diatas arteri brakhialis.
9)letakkan stetoscop diatas arteri tanpa menyentuh manset.
10)pusatkan anak panah yang tertera pada manset ke arteri brakhialis dan lingkarkan manset pada lengan.
11)mengempeskan manset dan tunggu selam 30 detik.
12)tempatkan bagian telingga stetoscop pada telingga.
13)pompa manset.
14)buka katup secara perlahan sehingga memungkinkan air raksa turun rata-rata 2-3 mmHg/detik.
15)dan seterusnya lalu diinformasikan pada klien hasilnya.
e.Sistol
Sistol adalah pperiode kontraksi dalam siklus jantung , penyebab sisitol naik yaitu kaget, takut,lelah dan kegiatan olahraga.
Sistol dapat turun apabila seseorang tidur, minum obat dan dalam keadaan sakit. Sisitol terjadi pada jantung manusia.
F. diastol
Diastol adalah periode relaksasi dalam siklus jantung, penyebab sistol yaitu santai,istirahat yang cukup. Diastol dapat naik apabila seseorang stres, kaget, berolahraga, dan diastol terjadi pada jantung pada manusia.
4.Pohon Masalah

5.Sasaran pembelajaran
Tujuan umum
Mahasiswa dapat mengerti dan memahami berbagai istilah dibidang kesehatan
Tujuan khusus
1.mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mengukur temperature
2.mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mengukur pulse rate
3.mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mengukur respiratory rate
4.mahasiswa dapat mengerti, memahami dan mengukur blood preasure

BAB II
MATERI
TEMPERATURE
1. Pengertian Suhu
Suhu menunjukkan derajat panas benda. Mudahnya, semakin tinggi suhu suatu benda, semakin panas benda tersebut. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa getaran. Makin tingginya energi atom-atom penyusun benda, makin tinggi suhu benda tersebut.
Suhu juga disebut temperatur yang diukur dengan alat termometer. Empat macam termometer yang paling dikenal adalah Celsius, Reumur, Fahrenheit dan Kelvin. Perbandingan antara satu jenis termometer dengan termometer lainnya mengikuti.
2. Alat Ukur Suhu
Secara kualitatif, kita dapat mengetahui bahwa suhu adalah sensasi dingin atau hangatnya sebuah benda yang dirasakan ketika menyentuhnya. Secara kuantitatif, kita dapat mengetahuinya dengan menggunakan termometer. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer yang berisi air raksa atau alkohol. Kata termometer ini diambil dari dua kata yaitu thermo yang artinya panas dan meter yang artinya mengukur (to measure).
3. Tipe termometer
Beberapa tipe termometer antara lain:
termometer alkohol
termometer basal
termometer merkuri
termometer oral
termometer Galileo
termometer infra merah
termometer cairan kristal
termistor
bi-metal mechanical thermometer
electrical resistance thermometer
reversing thermometer
silicon bandgap temperature sensor
six's thermometer, juga dikenal sebagai maximum minimum thermometer
thermocouple
coulomb blockade thermometer
4. Termometer yang sering digunakan
Termometer yang biasanya dipakai sebagai berikut:
a. Termometer bulb (air raksa atau alkohol)
Menggunakan gelembung besar (bulb) pada ujung bawah tempat menampung cairan, dan tabung sempit (lubang kapiler) untuk menekankan perubahan volume atau tempat pemuaian cairan.
Berdasar pada prinsip suatu cairan volumenya berubah sesuai temperatur. Cairan yang diisikan terkadang alkohol yang berwarna tetapi juga bisa cairan metalik yang disebut merkuri, keduanya memuai bila dipanaskan dan menyusut bila didinginkan
Ada nomor disepanjang tuba gelas yang menjadi tanda besaran temperatur.
Keutungan termometer bulb antara lain tidak memerlukan alat bantu, relatif murah, tidak mudah terkontaminasi bahan kimia sehingga cocok untuk laboratorium kimia, dan konduktivitas panas rendah.
Kelemahan termometer bulb antara lain mudah pecah, mudah terkontaminasi cairan (alkohol atau merkuri), kontaminasi gelas/kaca, dan prosedur pengukuran yang rumit (pencelupan).
Penggunaan thermometer bulb harus melindungi bulb dari benturan dan menghindari pengukuran yang melebihi skala termometer.
Sumber kesalahan termometer bulb:
- time constant effect, waktu yang diperlukan konduksi panas dari luar ke tengah batang kapiler
- thermal capacity effect, apabila massa yang diukur relatif kecil, akan banyak panas yang diserap oleh termometer dan mengurangi suhu sebenarnya
- cairan (alkohol, merkuri) yang terputus
- kesalahan pembacaan
- kesalahan pencelupan
b. Termometer spring
Menggunakan sebuah coil (pelat pipih) yang terbuat dari logam yang sensitif terhadap panas, pada ujung spring terdapat pointer. Bila udara panas, coil (logam) mengembang sehingga pointer bergerak naik, sedangkan bila udara dingin logam mengkerut pointer bergerak turun. Secara umum termometer ini paling rendah keakuratannya di banding termometer bulb dan digital.
Penggunaan termometer spring harus selalu melindungi pipa kapiler dan ujung sensor (probe) terhadap benturan/ gesekan. Selain itu, pemakaiannya tidak boleh melebihi suhu skala dan harus diletakkan di tempat yang tidak terpengaruh getaran.
c. Termometer non kontak
Termometer infra merah, mendeteksi temperatur secara optik selama objek diamati, radiasi energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai suhu, dengan mengetahui jumlah energi infra merah yang dipancarkan oleh objek dan emisinya, temperatur objek dapat dibedakan.
d. Termometer elektronik
Ada dua jenis yang digunakan di pengolahan, yakni thermocouple dan resistance thermometer. Biasanya, industri menggunakan nominal resistan 100 ohm pada 0 °C sehingga disebut sebagai sensor Pt-100. Pt adalah simbol untuk platinum, sensivitas standar sensor 100 ohm adalah nominal 0.385 ohm/°C, RTDs dengan sensivitas 0.375 dan 0.392 ohm/°C juga tersedia.
5. Satuan Suhu
Mengacu pada SI, satuan suhu adalah Kelvin (K). Skala-skala lain adalah Celsius, Fahrenheit, dan Reamur.
Pada skala Celsius, 0 °C adalah titik dimana air membeku dan 100 °C adalah titik didih air pada tekanan 1 atmosfer. Skala ini adalah yang paling sering digunakan di dunia. Skala Celsius juga sama dengan Kelvin sehingga cara mengubahnya ke Kelvin cukup ditambahkan 273 (atau 273.15 untuk lebih tepatnya).Skala Fahrenheit adalah skala umum yang dipakai di Amerika Serikat. Suhu air membeku adalah 32 °F dan titik didih air adalah 212 °F.Sebagai satuan baku, Kelvin tidak memerlukan tanda derajat dalam penulisannya. Misalnya cukup ditulis suhu 20 K saja, tidak perlu 20° K.
6. Mengubah Skala Suhu
Cara mudah untuk mengubah dari Celsius, Fahrenheit, dan Reamur adalah dengan mengingat perbandingan C:F:R = 5:9:4. Caranya, adalah (Skala tujuan)/(Skala awal)xSuhu. Dari Celsius ke Fahrenheit setelah menggunakan cara itu, ditambahkan 32.
Contoh
100 °C pada skala Fahrenheit adalah 9/5 x 100 + 32 = 212 °F
77 °F pada skala Celsius adalah 5/9 x (77-32) = 25 °C
Suhu paling dingin di bumi pernah dicatat di Stasiun Vostok, Antarktika pada 21 Juli 1983 dengan suhu -89,2 °C.
7. Suhu Tubuh Manusia
a. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan suhu merupakan salah satu pemeriksaan yang digunakan untuk menilai kondisi metabolisme dalam tubuh, di mana tubuh menghasilkan panas secar kimiawi melalui melalui metabolisme darah. Pemeriksaan suhu ini dapat dapat dilakukan melalui oral, rektal, dan aksila yang digunakan untuk menilai keseimbangan tubuh serta membantu menentukan diagnosis dini suatu penyakit.


Tabel suhu tubuh normal
Umur
Suhu (derajat celcius )
3 bulan
37,5
1 tahun
37,7
3 tahun
37,2
5 tahun
37,0
7 tahun
36,8
9 tahun
36,7
13 tahun
36,6


pemeriksaan suhu secara oral
13)cuci tangan.
14)gunakan sarung tangan .
15)jelaskan prosedur kepada pasien.
16)atur posisi pasien.
17)tentukan letak bawah lidah.
18)turunkan suhu thermometer di bawah 34-35 derajat celcius.
19)Letakkan thermometer dibawah lidah sejajar dengan gusi.
20)Anjurkan mulut dikatupkan selama 3-5 menit.
21)Angkat thermometer dan baca hasilnya.
22)Catat hasil.
23)Bersihkan thermometer dengan kertas/tisu.
24)Cuci dengan sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Pemeriksaan suhu secara rectal
12)cuci tangan.
13)Gunakan sarung tangan
14)Jelaskan prosedur pada pasien.
15)Atur posis pasien dengan posisi sim atau miring.
16)Pakaian diturunkan sampai bawah glutea.
17)Tentukan thermometer, standarkan pada nilai nol, alau oleskan vaselin.
18)Letakkan telapak tangan pada sisi glutea pasien dan masukkan termometer ke dalam rectal. Jaga jangan sampai berubah tempatnya dan ukur suhu.
19)Setelah 3-5 menit angkat thermometer.
20)Catat hasil.
21)Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
22)Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.
Pemeriksaan suhu secara aksila
12)cuci tangan
13)gunakan sarung tangan
14)jelaskan prosedurnya pada pasien
15)atur posisi pasien
16)tentukan letak aksila dan bersihkan daerah aksila menggunakan tisu.
17)Turunkan thermometer dibawah suhu 34-35 derajat celcius.
18)Letakkan thermometer pada daerah aksila dengamn lengan pasien dilipatkan ke dada.
19)Setelah 3-10 menit thermometer diangkat dan baca hasilnya.
20)Catat hasil.
21)Bersihkan thermometer dengan kertas tisu.
22)Cuci dengan air sabun dan desinfektan. Bilas dengan air bersih lalu keringkan.

PULS RATE
Denyut nadi merupakan denyutan atau dorongan yang dirasakan dari proses pemompaan jantung. Setiap kali biik kiri jantung menegang untuk menyemprotkan darah ke aorta yang sudah penuh, maka dinding arteria dalam sistem peredaran darah mengembang atau mengembung untuk mengimbangi bertambahnya tekanan.
Mengembangnya aorta menghasilkan gelombang di dinding aorta yang akan menimbulkan dorongan atau denyutan.
Proses perubahan denyut nadi tersebut dipengaruhi oleh perubahan kecepatan jantung terhadap rangsangan yang ditimbulkan oleh sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis. Randsangan simpatis dapat menambah kecepatan denyut jantung seperti ketika tubuh dalam keadaan cemas, emosi, takut, dan marah. Sedangkan rangsangan parasimpatis dapat mengurangi kecepatan denyut nadi.
Pemeriksaan nadi seharusnya dilakukan dalam keadaan tidur atau istirahat. Pemeriksaan nadi dapat disertai pemeriksaan denyut jantung untuk mengetahui adanya pulsus defisit, yaitu denyut jantung yang tidak cukup kuat untuk menimbulkan denyut nadi sehingga kecepatan denyut jantung lebih tinggi dari pada kecepatan denyut nadi. Takikardia adalah kasus dimana denyut jantung lebih cepat dari pada kecepatan normal. Hal ini dapat dijumpai pada keadaan hipertermia, aktivitas tinggi, kecemasan, miokarditis, gagal jantung, dehidrasi, dan lain-lain. Hipertermia dapat meningkatkan denyut nadi sebanyak 15-20 kali per menit setiap peningkatan satu suhu derajat celcius.
Frekuensi Nadi
Umur
Frekuensi nadi rata-rata
Lahir
140
1 bulan
130
1-6 bulan
130
6-12 bulan
115
1-2 tahun
110
2-4 tahun
105
6-10 tahun
95
10-14 tahun
85
14-18 tahun
82

Penilaian denyut nadi tyang lain adalah takikardia sinis yang ditandai dengan variasi 10-15 denyutan dari menit ke menit dan takikardia supraventikulerparoksimal yang ditandai dengan nadi sulit dihitung karena terlalu cepat (lebih dari 200 kali per menit ) dan kecepatan nadi konstan sepanjang serangan.
Di samping takikardia terdapat bradikardia yang merupakan frekuensi denyut jantung lebih lambat dari normal. Dalam penelitian bradikardia terdapat bradikardia sinus dan bradikardia relatif, yaitu apabila denyutan nadi lebih sedikit dibandingkan kenaikan suhu.
Pemeriksaan nadi ryang lain adalah iramanya, yaitu apakah iramanya normal atau tidak. Disritmia (aritmia ) sinus merupakan ketidak teraturan nadi, denyut nadi lebih cepat saat inspirasi dan akan lebih lambat saat ekspirasi. Kemudian, apabila teraba nadi sepasang-sepasang dinamakan pulsus bigeminus dan apabila teraba tiga kelompok disebut pulsus trigeminus. Untuk melihat kelainan lebih lanjut dapat dapat dilakukan dengan elektrokardiografi.
Selain itu, pemeriksaan terhadap kualitas nadi apakah normal atau cukup dapat dinilai dari adanya pulsusseler, yang ditandai dengan nadi teraba sangat kuat dan turun dengan cepat akibat tekanan nadi (perbedaan tekanan sistolik dan diastolik yang sangat besar), dan apabila lemah menunjukan adanya kegagalan dan sirkulasi. Adanya pulsus parvuset tardus ditandai denga amplitudo nadi yang rendah dan teraba lambat naik dapat terjadi pada stenosis aorta. Pulsus alternans ditandai dengan denyut nadi yang berselang-seling kuat dan lemah menunjukan adanya beban ventrikel kiri yang berat. Pulsus paradoksus ditandai dengan nadi yang teraba jelas lemah saat inspirasi dan teraba normal atau kuat saat ekspirasi yang dapat menunjukan temponade jantung.
Pola nadi
Pola nadi
Deskripsi
Bradikardia
Frekuensi nadi lambat
Takikardia
Frekuensi nadi meningkat, dalam keadaan takut, menangis, aktivitas meningkat, atau demam yang menunjukan penyakit jantung
Sinus aritmia
Frekuensi nadi meningkatkat selama inspirasi, menurun selama ekspirasi, sinus aritmia, merupakan variasi normal pada anak, khususnya selama waktu tidur
Pulsus alternans
Denyut nadi yang silih berganti kuat-lemah dan kemungkinna menunjukan gagl jantung
Pulsus bigeminus
Denyutan berpasangan yang berhubungan dengan denyutan prematur
Pulsus paradoksus
Kekuatan nadi menurun karena inspirasi
Thready pulse
Denyutan nadi cepat dan lemah menunjukan adanya tanda syok, nadi sukar dipalpasi, tampak muncul dan menghilang
Pulsus corrigan
Denyut nadi kuat dan berdetak-detak disebabkan oleh variasi yang luaspada tekanan nadi

Cara memeriksa denyut nadi
Memeriksa denyut nadi merupakan indikator menilai sistem kardiovaskular. Denyut nadi dapat diperiksa dengan mudah menggunakan jari tangan ( palpasi ) atau dengan alat elektronikyang sederhana maupun canggih, pemeriksaan denyut nadi ini dilakukan pada daerah artery radialis pada pergelangan tangan, artery brakhialis pada siku bagian dalam. Artery karotis pada leher, artery temporalis, artery femoralis, artery dorsalis pedis, atau ratery frontalis pada ubun bayi, gumna mengetahui denyut nadi (irama, frekuensi) dan menilai kemampun fungsi kardiovaskular.
Alat dan bahan:
a.Arloji ( jam ) atau stop watch
b.Buku catatan nadi

Cara menggunakan / prosedur pelaksanaannya yaitu :
1. menempatkan alat kedekat klien
a.menjelaskan tindakan yang dilakukan dan tujuannya.
b.mencuci tangan
c.membantu klien untuk melakukan posisi terlentang /duduk.
d.menempatkan dua atau tiga jari tangan pemeriksa diatas lekukan radial searah ibu jari, sisi dalam pergelangan tangan klien.
e.berikan tekanan ringan pada atas radius, abaikan denyutan awal dan kemudian tekanan rileks sehingga denyutan menjadi mudah dan dipalpasi.
f.saat denyutan teratur, mulai menghitung frekuensi denyutan dengan menggunakanal alat diatas.
g.apabila denyutan teratur, hitung selam 30 detik dan kalikan hasilnya dengan dua.
h.apabila denyutan tidak teratur pada pasien yang barupertama kali dilakukan pemeriksaan, hitung selama satu menit.
i.kaji kekuatan, irama dan kesehatan denyut.
j.Bantu klien dalam posisi nyaman.
k. cuci tangan lalu didokumentasikan pada catatan.

RESPIRATORY RATE
Respiratori rate adalah frekuensi kecepatan pernafasan yang dihitung permenit. Normal kecepatan pada pernafasan yaitu 24/menit. Sesak
1. fisiologi Pernapasan
Sebagian sel dalam tuuh memperoleh energi dan reaksi kimia yang melibatkan oksigen dan karbondioksida. Pertukaran gas pernafasan tejadi antara udara di lingkungan dan darah. Terdapat tiga langkah dalam oksigenasi yakni : ventilasi, perfusi, dan difusi. Supaya pertukaran gas dapat terjadi,organ, saraf, dan otot pernafasan harus utuhdan sistem saraf pusat mampu mengatur siklus pernafasan.
2. Struktur dan Fungsi
Pernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah struktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi dan pertukaran gas pernafasan.
3. Kerja Pernafasan
Pernafasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat paru berkontraksi. Kerja pernafasan ditentukan oleh tingkat komplikasi paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspirasi yang aktif, dan penggunaan otot-otot bantu pernafasan.
Kompliansi merupakan kemampuan paru distensi atau mengembang sebagai respon terhadap peningkatan tekanan intra alveolar. Kompliansi menurun pada penyakit, seperti endema pulmonar, interstisial, fibrosis pleura dan kelainan struktur traumatik atau kongenital, seperti kifosis atau faktur iga.
Surfaktan merupakan zat kimia yang diproduksi di paru oleh sel tipe dua alveolar yang mempertahankan tegangan permukaan alveoli dan mencegahnya dari kolaps.
Tahanan jalan nafas merupakan perbedaan tekanan antar mulut dan alveoli terkait dengan kecepatan aliran gas yang diinspirasi. Tahanan jalan napas dapat mengalami peningkatan akibat obstruksi jalan napas. Penyakit dijalan napas kecil ( seperti asma ), dan edema trakeal. Jika tahanan meningkat, jumlah udara yang melaluijalan napas antomis menurun.
Ekspirasi merupakan tekanan proses pasif normal yang bergantung pada property rekoil elastis dan membutuhkan sedikit kerja otot atau tidak sama sekali. Rekoil elastis dihasilakn oleh serabut elastis di jaringan paru dan oleh tegangan permukaan dalam cairan yang melapisi laveoli, klien yang mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik lanjut akan kehilangan rekoil elastis paru dan thoraks. Akibatnya kerja napas klien meningkat.
Otot bantu pernafasan dapat meningkatkan volume paru selama inspirasi. Klien yang mengalami penyakit pulmonar obstruksi kronik. Khususnya emfisema. Seringkali menggunakan otot ini untuk meningkatkan volume paru, selama pengkajian perawat dapat mengobservasi peninggkatan klavikula klien selama inspirasi.
Kompliansi yang meningkat tahanan jalan napas yang meningkat, ekspirasi yang aktif, atau penggunaan otot bantu napas meningkatkan kerja pernapasan, menyebabkan penggunaan energi meningkat. Untuk memenuhi penggunaan energi ini, tubuh meningkatkan kecepatan metabolismenya dan kebutuhan akan oksigen, sama seperti eliminasi karbon dioksida. Rangkaian ini merupakan siklus sebab akibat pada klien yang mengalami kerusakan ventilasi, pada keadaan lebih lanjut akan menyebabkan penurunan status pernapasan dan kemampuan oksigenasi yang adekuat.
4. Pertukaran Gas Pernafasan
Gas perbnapasan mengalami pertukaran di alveoli dan kapiler jaringan tubuh. Oksigen ditransfer dari paru-paru kedarah dan karbon dioksida ditarnsfer dari darah ke alveoi untuk fdikeluarkan sebagai produk sampah. Pada tingkat jaringan. Oksigen ditransfer dari darah ke jaringan. Dan karbon dioksida ditaransfer dari jaringan kedarah untuk kembali ke alveoli dan dan dikeluarkan. Transfer ini bergantung pada proses difusi.
5. Difusi
Difusi merupakan gerakan molekul dari konsentrasi yang lebih tinggi ke daerah dengan konsentrasi yang lebih rendah. Difusi gas pernapasan terjadi di membran kapiler alveolar dan kecepatan difusi dapat dipengaruhi oleh ketebalan membran.
Peningkatan ketebalan membran merintangi proses difusi karena hal tersebut membuat gas memerlukan waktu lebih lama untuk melewati membran tersebut. Klien yang mengalami edema pulmunar, infiltrasi, pulmonar, aau efusi pulmonar memiliki memiliki ketebalan membran alveolarkapiler yang meningkat akan mengakibatkan proses difusi yang lambat., pertukaran gas pernapasan yang lambat dan mengganggu proses pengireiman oksigen ke jaringan.
Daerah permukaan membran dapat mengalami perubahan sebagai akibat suatu penyakit kronik ( mis. emfisema ), penyakit akut ( mis. pneumothoraks ),atau proses pembedahan ( mis. lobektomi ). Apabila alveoli yang berfungsi lebih sedikit, maka daerah permukaan menjadi lebih berkurang.
6. Pengaturan Pernapasan
Tujuan utama pengaturan pernapasan ialah mensuplai kebutuhan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, misalnya kebutuhan saat melakukan latihan fisik, infeksi, atau masa kehamilan. Pengaturan pernapasan meningkatkan pengeluaran karbon dioksida, hasil proses metabolisme tubuh. Proses ini menentukan asam-basa tubuh.
Pernapasan dikendalikan oleh pengaturan syaraf dan kimiawi. Penagturan syaraf melibatkan pengaturan sistem syaraf pusat(spp), pengontrolan frekuensi, kedalaman, dan irama pernapasan. Pengaturan kimiawi melibatkan kerja zat-zat kimia, seperti ion karbon dioksida dan ion hidrogen dengan kecepatan dan kedalaman pernapasan.
Alat yang digunakan untuk mengukur pernafasan adalah arloji tangan dengan jarum detik atau layer digital atau polsteller.prosedur penggunaan alat ini adalah
11)menempatkan alat kedekat pasien.
12)menjelaskan tindakan yang dilakukan .
13)mancuci tangan klien.
14) meletakkan lengan klien pada posisi rileksmenyilang abdomen atau dada bagian bawahnya.
15)mengobservasi siklus pernafasan lengkap ( sekali inspirasi dan sekali ekspirasi )
16)menjamin bahwa hitungan akan mulai dengan sikluspernafasan normal.
17)setelah siklus terobservasi, lihat pada jarum detik jam tangan dan hitung frekuensinya. Waktu dimulai dengan menghitung satu.
18)bila irama teratur, hitung respirasi selama 30 detikdan kalikan dua.
19)bila respirasi tidak teratur hitung satu melihat menit penuh.
20)hitung, lalu mencuci tangan dan didokumentasi.
Ada bermacam-macam pernafasan adalah :
6.pernafasan luar : proses keluar dean masuknya udara kedalam dan keluar paru
7.pernafasan dalam : pertukaran gas antara dalam dan sel-sel jaringan tubuh.
8.pernafasan seluler : penggunaan O2, dan pembuatan CO2 dalam sel pada proses metabolisme sel.
Dan beberapa factor yang mempengaruhi pernafasan yaitu tingkat perkembangan, gaya hidup, status kesehatan, obat tertentu (narkotika).



BLOOD PRESURE
1. Definisi Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya dorong ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah (Ethel, 2003: 238).
2. Asal Tekanan Darah
Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh. Darah mengalir melalui system pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikel kiri dan atrium kanan.
a.Tekanan ventrikular kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 0 mmHg saat diastole.
b. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah 80 mmHg saat diastole. Tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg.
Perubahan tekanan sirkulasi sistemik. Darah mengalir dari aorta (dengan tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena cava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg) (Ethel, 2003: 238).







3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah.
Curah jantung. Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).
Tekanan Perifer terhadap tekanan darah. Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu :
(1) Viskositas darah.
Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.
(2) Panjang pembuluh
Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.
(3) Radius pembuluh
Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya.
(a) jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.
(b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.
(4) Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).
4. PengaturanTekanan Darah
1. Pengaturan saraf
Pusat vasomotorik pada medulla otak mengatur tekanan darah. Pusat kardiokselerator dan kardioinhibitor mengatur curah jantung.
a. Pusat vasomotorik
(1) tonus vasomotorik merupakan stimulasi tingkat rendah yang terus menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokontriksi pembuluh.
(2) Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom.
(3) Vaso dilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor. Pengecualian hanya terjadi pada pembuluh darah di jantung dan otak.
(a) pembuluh darah di jantung dan otak memilki reseptor-reseptor beta adrenergik, merespon epinefrin yang bersirkulasi dan yang dilepas oleh medulla adrenae.
(b) Mekanisme ini memastikan suplai darah yang cukup untuk organ-organ vital selama situasi menegangkan yang menginduksi stimulasi saraf simpatis dan vasokontriksi di suatu tempat pada tubuh
(c) Stimulasi parasimpatis menyebabkan vasodilatasi pembuluh hanya di beberapa tempat; misalnya, pada jaringan erektil genetalia dan kelenjar saliva tertentu
b. Pusat akselerator dan inhibitor jantung serta baroreseptor aorta dan karotis, yang mengatur tekanan darah melalui SSO.
2. Pengaturan kimia dan hormonal
Ada sejumlah zat kimia yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tekanan darah. Zat tersebut meliputi :
a. Hormon medulla adrenal (norepineprin termasuk vasokonstriktor)
epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor atau vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.
b. Hormon antidiuretik (vasopresin) dan oksitosin yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokontriktor.
c. Angiotensin adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokontriktor kuat.
d. Berbagai angina dan peptide seperti histamin, glukagon, kolesistokinin, sekretin, dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.
e. Prostaglandin adalah agens seperti hormone yang diproduksi secara local dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor (Ethel, 2003: 239).
5. Pengukuran Tekanan Darah Arteri Sistolik dan Diastolik
1. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer.
a. Peralatannya terdiri dari sebuah manset lengan untuk mengehentikan aliran darah arteri brakial, sebuah manometer raksa untuk membaca tekanan, sebuah bulb pemompa manset untuk menghentikan aliran darah arteri brakial, dan sebuah katup untuk mengeluarkan udara dari manset.
b. Sebuah stetoskop dipakai untuk mendeteksi awal dan akhir bunyi Karotkoff, yaitu bunyi semburan darah yang melalui sebagian pembuluh yang tertutup. Bunyi dan pembacaan angka pada kolom raksa secara bersamaan merupakan cara untuk menentukan tekanan sistolik dan diastolik.
2. Tekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik maupun diastolic biasannya lebih kecil 10 mmHg dari tekanan darah laki-laki dewasa muda (Ethel, 2003: 240).
6. Definisi Tekanan Darah Tinggi
Tekanan darah tinggi atau hipertensi berarti tekanan tinggi didalam arteri-arteri. Arteri-arteri adalah pembuluh-pembuluh yang mengangkut darah dari jantung yang memompa ke seluruh jaringan dan organ-organ tubuh. Tekanan darah tinggi bukan berarti tegangan emosi yang berlebihan, walaupun tegangan emosi dan stres dapat meningkatkan tekanan darah untuk semenatara. Tekanan darah normal adalah dibawah 120/80; tekanan darah antara 120/80 dan 139/89 disebut "pra-hipertensi" ("pre-hypertension"), dan suatu tekanan darah dari 140/90 atau diatasnya dianggap tinggi.
Angka yang diatas, tekanan darah sistolik, berhubungan dengan tekanan didalam arteri ketika jantung berkontraksi dan memompa darah maju kedalam arteri-arteri. Angka yang dibawah, tekanan diastolik, mewakili tekanan didalam arteri-arteri ketika jantung istirahat (relax) setelah kontraksi. Tekanan diastolik mencerminkan tekanan paling rendah yang dihadapkan pada arteri-arteri.
Suatu peningkatan dari tekanan darah sistolik dan/atau diastolik meningkatkan risiko mengembangkan penyakit jantung (cardiac), penyakit ginjal (renal), pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis), kerusakan mata, dan stroke (kerusakan otak). Komplikasi-komplikasi dari hipertensi ini sering dirujuk sebagai kerusakan akhir organ karena kerusakan pada organ-organ ini adalah hasil akhir dari tekanan darah tinggi kronis. Untuk sebab itu, diagnose tekanan darah tinggi sangat penting sehingga usaha-usaha dapat dibuat untuk membuat tekanan darah menjadi normal dan mencegah komplikasi-komplikasi.
Pada awalnya diperkirakan bahwa kenaikan-kenaikan pada tekanan darah diastolik adalah suatu faktor risiko yang lebih penting daripada peningkatan-peningkatan sistolik, namun sekarang diketahui bahwa pada orang-orang yang berumur 50 tahun atau lebih hipertensi sistolik mewakili suatu risiko yang lebih besar. Mempengaruhi hampir satu dari empat orang dewasa di Amerika, hipertensi ternyata adalah suatu persoalan kesehatan publik yang utama.
7. Mengukur Tekanan Darah
Tekanan darah umumnya diukur dengan alat yang disebut sphygmomanometer. Sphygmomanometer terdiri dari sebuah pompa, sebuah pengukur tekanan, dan sebuah manset dari karet. Alat ini mengukur tekanan darah dalam unit yang disebut milimeter air raksa (mm Hg).
Manset ditaruh mengelilingi lengan atas dan dipompa dengan sebuah pompa udara sampai dengan tekanan yang menghalangi aliran darah di arteri utama (brachial artery) yang berjalan melalui lengan. Lengan kemudian di taruh disamping badan pada ketinggian dari jantung, dan tekanan dari manset pada lengan dilepaskan secara berangsur-angsur. Ketika tekanan didalam manset berkurang, seorang dokter mendengar dengan stetoskop melalui arteri pada bagian depan dari sikut. Tekanan pada mana dokter pertama kali mendengar denyutan dari arteri adalah tekanan sistolik (angka yang diatas). Ketika tekanan manset berkurang lebih jauh, tekanan pada mana denyutan akhirnya berhenti adalah tekanan diastolik (angka yang dibawah).

8. Definisi Tekanan Darah Rendah (Hipotensi)
Tekanan darah adalah kekuatan yang digunakan oleh darah yang bersirkulasi pada dinding-dinding dari pembuluh-pembuluh darah, dan merupakan satu dari tanda-tanda vital yang utama dari kehidupan, yang juga termasuk detak jantung, kecepatan pernapasan, dan temperatur. Tekanan darah dihasilkan oleh jantung yang memompa darah kedalam arteri-arteri dan diatur oleh respon oleh arteri-arteri pada aliran darah.
Tekanan darah perorangan dinyatakan sebagai tekanan darah sistolik/diastolik, contohnya, 120/80. Tekanan darah sistolik (angka yang diatas) mewakili tekanan di arteri-arteri ketika otot jantung berkontraksi dan memompa darah kedalamnya. Tekanan darah diastolik (angka yang dibawah) mewakili tekanan di arteri-arteri ketika otot jantung mengendur (relax) setelah ia berkontraksi. Tekanan darah selalu adalah lebih tinggi ketika jantung sedang memompa daripada ketika ia sedag mengendur (relax).
Tekanan darah sistolik untuk kebanyakan kaum dewasa sehat jatuh antara 90 dan 120 milimeter air raksa (mm Hg). Tekanan darah diastolik normal jatuh antara 60 dan 80 mm Hg. Petunjuk-petunjuk sekarang ini menentukan tekanan darah normal lebih rendah dari 120/80. Tekanan darah diatas 130/80 dipertimbangkan tinggi. Tekanan darah tinggi meningkatkan risiko mengembangkan:
penyakit jantung,
penyakit ginjal,
pengerasan dari arteri-arteri (atherosclerosis atau arteriosclerosis),
kerusakan mata, dan
stroke
Tekanan darah rendah (hypotension) adalah tekanan begitu rendah yang menyebabkan gejala-gejala atau tanda-tanda yang disebabkan oleh aliran darah yang rendah melalui arteri-arteri dan vena-vena. Ketika aliran darah terlalu rendah untuk menyerahkan oksigen dan nutrisi-nutrisi yang cukup pada organ-organ vital seperti otak, jantung, dan ginjal, organ-organ tidak berfungsi secara normal dan mungkin rusak secara permanen.
Tidak seperti tekanan darah tinggi, tekanan darah rendah ditentukan terutama oleh tanda-tanda dan gejala-gejala dari aliran darah yang rendah dan tidak oleh angka tekanan darah yang spesifik. Beberapa individu-individu mungkin mempunyai tekanan darah dari 90/50 dengan tanpa gejala-gejala dari tekanan darah rendah dan oleh karenanya tidak mempunyai tekanan darah rendah. Bagaimanapun, yang lain-lain yang normalnya mempunyai tekanan darah tinggi mungkin mengembangkan gejala-gejala tekanan darah rendah jika tekanan darah mereka jatuh ke 100/60.
Sistol
Sistol adalah periode kontraksi dalam siklus jantung , penyebab sisitol naik yaitu kaget, takut,lelah dan kegiatan olahraga.
Sistol dapat turun apabila seseorang tidur, minum obat dan dalam keadaan sakit. Sistol terjadi pada jantung manusia.
Diastol
Diastol adalah periode relaksasi dalam siklus jantung, penyebab sistol yaitu santai,istirahat yang cukup. Diastol dapat naik apabila seseorang stres, kaget, berolahraga, dan diastol terjadi pada jantung pada manusia


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Berdasarkan uraian dibab dua kami dapat mengerti dan memahami berbagai macam istilah dalam bidang kesehatan sehingga dengan pengetahuan ini kami dapat menagamalkannya sesuai pada bidang kami.
B.Saran
Tetaplah berusaha untuk selalu belajar memahami dan mengerti tentang suatu hal, seperti berbagai macam istilah kesehatan demi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kesehatan.



Daftar Pustaka


Tamsuri Anas,2004,Klien Gangguan Pernafasan.Jakarta:penerbit EGC
Aimul Azis,A,2006, Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Salemba Medika
Potter dan Perry,2006,Fundamental Keperawatan.Jakarta: Buku Kedokteran EGC

read more...

Selamat datang

Selamat datang di web/blog saya, web/blog ini di buat khusus anda yang ingin belajar dan mencari makalah kesehatan, semua makalah ini di buat oleh kelompok jadi jangan ragu-ragu untuk sekedar melihat-lihat, membaca dan belajar dari makalah ini.

guest book

site info

 

Copyright © 2009 by ilmu kesehatan